News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pembangkit Nuklir Ukraina Diguncang Belasan Ledakan, IAEA Beri Peringatan Keras

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengambilan gambar dari rekaman yang diperoleh dari streaming langsung Otoritas Nuklir Zaporizhzhia pada 4 Maret 2022 menunjukkan beberapa ledakan di pembangkit nuklir Ukraina di Zaporizhzhia dari penembakan Rusia. - IAEA peringatkan Rusia dan Ukraina agar tidak main-main dengan menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhzhia.

TRIBUNNEWS.COM - Pembangkit listrik negara nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina diguncang rentetan penembakan pada Minggu (20/11/2022).

PLTN Zaporizhzhia diketahui berada di bawah kendali pasukan Rusia.

Penyerangan ini menuai kecaman dari pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), karena dapat menimbulkan bencana besar.

Dilansir Reuters, lebih dari selusin ledakan mengguncang pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa itu, mulai Sabtu (19/11/2022) hingga Minggu (20/11/2022).

Ukraina dan Rusia saling menyalahkan atas serangakaian penembakan di fasilitas tersebut.

Kepala IAEA, Rafael Grossi mengaku resah dengan kabar ini.

Baca juga: Rusia dan Mesir Mulai Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Baru

"Ledakan terjadi di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir besar ini, yang benar-benar tidak dapat diterima."

"Siapa pun di belakang ini, harus segera dihentikan. Seperti yang telah saya katakan berkali-kali sebelumnya, Anda bermain api!" katanya dalam sebuah pernyataan, Minggu (20/11/2022).

Mengutip informasi yang diberikan oleh manajemen pabrik, tim IAEA di lapangan mengatakan telah terjadi kerusakan pada beberapa bangunan, sistem, dan peralatan.

Namun sejauh ini, tidak ada kerusakan kritis terkait dengan keamanan nuklir.

Tim IAEA dijadwalkan akan melakukan pengecekan pada Senin (21/11/2022), ungkap Grossi dalam pernyataannya.

Operator tenaga nuklir Rusia, Rosenergoatom, mengatakan akan memberlakukan pembatasan terhadap pemeriksaan tim nuklir PBB itu.

Gambar selebaran ini diambil dan dirilis oleh Polisi Nasional Ukraina pada 10 Oktober 2022, menunjukkan sebuah bangunan tempat tinggal yang rusak setelah serangan di Zaporizhzhia, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. - IAEA peringatkan Rusia dan Ukraina agar tidak main-main dengan menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhzhia. (Photo by Handout / National Police of Ukraine / AFP) (AFP/HANDOUT)

"Mereka menafsirkan mandat mereka tidak memiliki batas. Ini tidak benar," kata Renat Karchaa, penasihat CEO Rosenergoatom, kepada kantor berita TASS.

"Jika mereka ingin menginspeksi fasilitas yang tidak ada hubungannya dengan keselamatan nuklir, aksesnya akan ditolak," tegasnya.

Penembakan berulang di pembangkit nuklir Ukraina selatan itu memicu kekhawatiran terjadinya bencana nuklir baru di Eropa.

Diketahui, PLTN Zaporizhzhia hanya berjarak 500km dari lokasi kecelakaan nuklir terburuk di dunia pada tahun 1986, Chornobyl.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia menyediakan sekitar seperlima dari listrik Ukraina sebelum invasi Rusia dan dipaksa beroperasi dengan generator cadangan beberapa kali.

PLTN ini memiliki enam reaktor VVER-1000 V-320 berpendingin air dan moderasi air rancangan Soviet yang mengandung Uranium 235.

Reaktor dimatikan tetapi ada risiko bahan bakar nuklir bisa menjadi terlalu panas jika daya penggerak sistem pendingin diputus.

Penembakan telah berulang kali memutus kabel listrik.

Sekilas Update Invasi Rusia-Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-271 pada Senin (21/11/2022).

Berikut sejumlah perkembangan terbaru, lapor Guardian

- Pasukan Rusia meluncurkan hampir 400 serangan di timur Ukraina pada Minggu (20/11/2022).

"Pertempuran paling sengit, seperti sebelumnya, terjadi di wilayah Donetsk. Meskipun ada lebih sedikit serangan hari ini karena cuaca yang memburuk, sayangnya jumlah tembakan Rusia tetap sangat tinggi," kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

"Di wilayah Luhansk, kami perlahan bergerak maju sambil berperang. Sampai sekarang, ada hampir 400 serangan artileri di timur sejak awal hari," imbuhnya.

Rusia telah memindahkan pasukan untuk memperkuat posisi di wilayah Donetsk dan Luhansk timur setelah mundur dari Kherson.

- Sementara itu, Jerman menawarkan kepada Polandia sistem pertahanan rudal Patriot menyusul insiden rudal nyasar yang menewaskan dua orang di negara itu.

Sistem pertahanan udara berbasis darat seperti Patriot Raytheon berfungsi untuk mencegat rudal yang masuk.

- Supermarket Ukraina pertama dibuka di Kherson sejak kota itu dibebaskan awal bulan ini.

ATB, sebuah toko 24 jam, dipenuhi antrean pelanggan pada hari Minggu setelah akhirnya dibuka kembali.

Kherson masih dalam kondisi tanpa listrik, air mengalir atau pemanas.

Namun penduduknya bisa sedikit bernapas lega karena dapat membeli ketimun acar Ukraina, pangsit, lobak pedas, dan makanan favorit lainnya.

- Prancis telah mengirim dua sistem pertahanan udara ke Ukraina serta dua peluncur roket.

- Ukraina membantah pasukannya mengeksekusi tawanan perang Rusia.

Kyiv beralasan tentaranya hanya membela diri dari tentara Rusia yang pura-pura menyerah.

Foto tentara Rusia yang tahanan perang dieksekusi oleh tentara Ukraina - IAEA peringatkan Rusia dan Ukraina agar tidak main-main dengan menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir di Zaporizhzhia. (@Telegram)

Baca juga: Rusia Tuduh Tentara Ukraina Eksekusi Lebih dari 10 Tawanan Perang di Luhansk

Baca juga: Digempur Pasukan Rusia, Hampir Setengah Sistem Energi Ukraina Lumpuh

Komisioner parlemen Ukraina untuk hak asasi manusia pada Minggu menanggapi video yang menunjukkan mayat prajurit Rusia yang dibunuh setelah menyerah kepada pasukan Ukraina.

Ombudsman Ukraina, Dmytro Lubinets menyoroti cara pasukan Rusia menembaki angkatan bersenjata Ukraina.

Dengan ini, kata dia, tentara Rusia itu tidak bisa dianggap sebagai tawanan perang.

Di sisi lain, juru bicara PBB mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya akan mendalami video viral itu.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini