News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Korban Selamat saat Penembakan Massal di Klub Gay Colorado, Sempat Tertembak 7 Kali

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: bunga pradipta p
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karangan bunga ungkapan duka cita dari masyarakat di depan Club Q, sebuah klub gay di Colorado Springs Amerika Serikat yang menjadi lokasi penembakan brutal pada Sabtu malam 21 November 2022 dan menewaskan lima orang dan 18 luka.

TRIBUNNEWS.COM - Korban selamat dari penembakan massal di klub Gay Q di Colorado Springs menceritakan detik-detik di malam kejadian pada Sabtu (19/11/2022).

Dalam peristiwa ini, tercatat lima korban meninggal yaitu Ashley Paugh, Kelly Loving, Raymond Green Vance, Daniel Aston, dan Derrick Rump.

Pelaku penembakan, Anderson Lee Aldrich, terancam lima dakwaan pembunuhan tingkat pertama dan lima dakwaan kejahatan yang menyebabkan cedera tubuh.

Selain 5 korban meninggal, ada 19 korban luka-luka.

Barrett Hudson, korban luka yang selamat dalam peristiwa itu membagikan pengalaman mencekam dalam hidupnya.

Baca juga: Tersangka Penembakan Klub Gay Colorado Hadapi Tuduhan Kejahatan Rasial dan Pembunuhan

Tertembak tujuh kali

Barrett Hudson mengatakan dirinya ditembak tujuh kali oleh pelaku, namun ia bertahan hidup.

Ia kini masih menjalani perawatan di rumah sakit.

"Tujuh peluru meleset dari tulang belakang saya, meleset dari liver saya, meleset dari usus besar saya," kata Barrett Hudson kepada Jon Berman dari CNN Internasional dalam sebuah wawancara di TV, Selasa (22/11/2022).

"Saya benar-benar beruntung. Saya tidak tahu bagaimana saya bisa berada di sini."

Ia mengatakan dirinya baru saja pindah ke Colorado beberapa minggu lalu dan mengunjungi Klub Q.

Setelah 45 menit di dalam Klub Q, ia mendengar letupan di tengah alunan musik.

Barrett Hudson mengatakan ia melihat pelaku menembak orang yang berdiri di depannya.

Je-Zeravon Swisher (Tengah) menangis saat berdiri di samping rekannya Jonathon Willis saat memberikan penghormatan kepada para korban penembakan massal di Club Q, klub malam LGBTQ, di Colorado Springs, Colorado, pada 20 November 2022. Setidaknya lima orang tewas dan 18 lainnya luka-luka dalam penembakan massal di klub malam LGBTQ di kota Colorado Springs, AS, kata polisi pada 20 November 2022. (Jason Connolly / AFP)

“Saya lari ke belakang dan saya tertembak. Saya tahu saya tertembak beberapa kali. Saya jatuh. Dia melanjutkan untuk menembak saya. Aku bangkit kembali. Saya berhasil keluar dari belakang klub,” kata Hudson.

Dia kemudian pingsan dan para pelanggan klub yang selamat datang membantunya.

"Mereka menghentikan pendarahan (saya). Mereka menyelamatkan hidup saya," katanya.

Saat dia berbaring lemas, Barrett Hudson memanggil ayahnya melalui telepon.

"Dia (ayah) adalah orang terakhir yang ingin saya ajak bicara," katanya, ketika tidak tahu apakah dia akan selamat atau tidak.

Baca juga: Lokasi Penembakan Massal Klub Q di Colorado Disebut sebagai Ruang Aman Bagi LGBT yang Merasa Ditolak

Lima orang dilaporkan tewas dan 18 lainnya luka-luka dalam penembakan massal di sebuah klub malam LGBTQ, Sabtu (19/11/2022) waktu setempat di Colorado Springs, Colorado, AS. Bunga dan tanda bertuliskan "Love Over Hate" ditinggalkan di dekat Club Q di Colorado Springs, Colorado, pada 20 November 2022. (Jason Connolly/AFP/Getty Images)

Mengira suara tembakan adalah bagian dari musik

Kesaksian lain datang dari Gil Rodriguez, pelanggan Klub Q yang selamat dari penembakan massal Sabtu (19/11/2022).

Saat terjadi penembakan, Gil Rodriguez mengira ada banyak penembak yang menyerang Klub Q.

"Dari jumlah tembakan yang awalnya terjadi ketika dia datang ke klub, sejujurnya saya mengira itu adalah tembakan beberapa orang," katanya kepada CNN Internasional, Senin (21/11/2022).

Gil datang bersama kekasihnya Felicia Juvera untuk menyaksikan Tara, temannya yang menjadi DJ.

Awalnya, ia mengira suara tembakan itu adalah bagian dari lagu yang sedang diputar.

Gil Rodriguez yang pernah bertugas di militer, mengatakan instingnya muncul saat mendengar suara tembakan yang datang bertubi-tubi.

"Latar belakang militer saya mengatakan sebaliknya. Saya membalikkan meja tempat kami duduk di sebelah untuk berlindung dan saya hanya berteriak agar semua orang turun," kata Gil Rodriguez, seperti diberitakan CBS News

"Saya merasakan sebuah peluru menggores kaki saya yang seperti membangunkan saya untuk menyadari bahwa penembak sedang melihat ke arah kami," katanya.

Baca juga: Sosok Anderson Lee Aldrich, Pelaku Penembakan Massal di Klub Gay Colorado Springs

Saat Gil berusaha melindunginya, Felicia mencium bau mesiu.

“Saya ingat suara-suara itu. Sejujurnya saya mengira itu adalah musiknya sendiri sampai saya mencium bau mesiu yang sebenarnya. Bau itulah yang membuat saya tertarik,” kata Felicia Juvera.

“Saat Gil mengatakan untuk segera tiarap, pikiran awal saya hanya segera mengikuti perintahnya dan tiarap ke tanah.”

Segera setelah penembakan, Gil melihat sekeliling ruangan untuk memastikan penembak telah berhenti menembak.

"Saya segera menelepon 911 untuk datang ke tempat kejadian," katanya.

Sementara itu, temannya yang menjadi DJ tertembak dalam peristiwa dan sedang menjalani perawatan di rumah sakit.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini