TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Saham Malaysia menuju lompatan terbesar dalam dua tahun dan ringgit pun mempertahankan posisinya yang semakin kuat, setelah pemimpin oposisi veteran Anwar Ibrahim ditunjuk sebagai Perdana Menteri (PM) baru negara itu pada Kamis sore.
Ini mengakhiri kebuntuan politik yang membebani pasar minggu ini.
Dikutip dari laman The Straits Times, Kamis (24/11/2022), indeks acuan KLCI menguat 3,1 persen menjadi 1.487,90 pada Kamis pukul 14.30, bersiap untuk hari terbaiknya sejak November 2020.
Saham perusahaan game hingga produsen bir, termasuk Genting Malaysia, Sports Toto, Magnum dan Carlsberg Brewery Malaysia, mulai meningkat pada hari sebelumnya setelah blok politik utama mengisyaratkan bahwa mereka akan mendukung Anwar sebagai PM.
Ringgit pun menguat 1,4 persen menjadi 4,5118 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pukul 14.30, naik 0,75 persen menjadi 3,2826 terhadap dolar Singapura.
Aset Malaysia telah diperdagangkan dalam kisaran sempit minggu ini, karena investor menunggu pengumuman dari Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Abdullah dari Pahang terkait 'siapa PM berikutnya', setelah pemilihan umum pada Sabtu lalu menghasilkan kebuntuan politik.
"Sungguh melegakan mendapatkan kejelasan dan kepastian tentang kepemimpinan, terutama dari seseorang yang memiliki karisma dan kecenderungan untuk menjembatani perbedaan untuk membangun pemerintahan," kata Kepala Ekonomi dan Strategi di Mizuho Bank di Singapura, Vishnu Varathan.
"Reformis Anwar dari Pakatan Harapan akan memimpin pemerintahan berikutnya setelah dipilih oleh Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah," kata Kerajaan Malaysia dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Anwar Ibrahim jadi Perdana Menteri Malaysia, Punya Tugas Berat Atasi Inflasi dan Ras Multietnis
Raja Abdullah akhirnya turun tangan setelah tidak ada aliansi yang memperoleh mayoritas dalam pemilihan umum (pemilu), di mana koalisi Anwar memenangkan kursi terbanyak.
"Yang Mulia mengingatkan seluruh penjuru bahwa siapapun yang menang, bukan memenangkan semua, dan mereka yang kalah bukan kehilangan semua," tegas Raja dalam pernyataan itu.
Pernyataan tersebut menambahkan bahwa rakyat tidak boleh dibebani oleh gejolak politik yang tiada henti, karena negara membutuhkan pemerintahan yang stabil yang akan meningkatkan lanskap ekonomi dan pembangunan nasional.
"Meskipun Anwar ditunjuk sebagai Perdana Menteri, yang akan dicari investor adalah siapa yang akan menjadi Menteri Keuangan, apakah akan ada perubahan tabel anggaran oleh pemerintah sebelumnya atau firasat bahwa Pakatan Harapan akan memperkenalkan GST (pajak barang dan jasa)," kata Kepala Penelitian Asia di ANZ, Khoon Goh.
Seorang Ahli Strategi Pasar Berkembang di Natwest Markets, Galvin Chia sebelumnya mengaitkan keuntungan ringgit dengan optimisme pasar yang lebih luas, dengan sebagian besar aset Asia diperdagangkan lebih tinggi setelah risalah terbaru Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih ringan.
"Sebagian dari itu adalah mengejar pergerakan harga yang lebih luas, di satu sisi anda mendapatkan lebih banyak pembicaraan tentang koalisi potensial yang akan keluar. Sementara di sisi lain, ada sedikit skeptisisme untuk mengatakan seberapa stabil koalisi pemerintahan ini pada akhirnya dan apa artinya itu bagi aturan," kata Mr Chia.