Otoritas China sejak saat itu berusaha untuk lebih memperketat pembatasan Covid-19, namun upaya itu telah ditantang oleh lonjakan kasus baru karena China menghadapi musim dingin pertamanya dengan varian Omicron yang mudah menular.
Meski rendah menurut standar global, jumlah kasus Covid-19 di China telah mencapai rekor tertinggi selama berhari-hari, dengan hampir 40.000 infeksi baru pada Sabtu menurut data yang dilaporkan otoritas kesehatan.
Pada Jumat (25/11/2022) malam, massa turun ke jalan Urumqi, Xinjiang, meneriakkan "Akhiri penguncian!" dan mengacungkan kepalan tangan ke udara, menurut video yang beredar di media sosial China.
Banyak dari 4 juta penduduk Urumqi telah berada di bawah lockdown terlama di negara itu, dengan dilarang meninggalkan rumah mereka selama 100 hari.
Di Beijing, beberapa penduduk yang dikurung melakukan protes kecil atau menghadapi pejabat setempat pada Sabtu atas pembatasan pergerakan, dengan beberapa berhasil menekan para pejabat untuk mencabut pembatasan lebih cepat dari jadwal yang ditentukan.
Baca juga: China Dilanda Gelombang Protes Massal, Tolak Lockdown yang Diperluas
Dalam video terpisah menunjukkan, penduduk Beijing di bagian kota yang tidak dapat diidentifikasi berbaris di sekitar tempat parkir terbuka pada Sabtu, sambil berteriak "Akhiri penguncian".
Pemerintah Beijing tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai protes tersebut.