News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pemerintah China Longgarkan Aturan Lockdown Covid-19 setelah Demo Meluas

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pengunjuk rasa berbaris di sepanjang jalan selama unjuk rasa untuk para korban kebakaran mematikan serta protes terhadap pembatasan Covid-19 China yang keras di Beijing pada 28 November 2022. Kebakaran mematikan pada 24 November 2022 di Urumqi, ibu kota barat laut Wilayah Xinjiang China, telah menjadi katalis baru kemarahan publik, dengan banyak yang menyalahkan penguncian Covid karena menghambat upaya penyelamatan.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah China melonggarkan beberapa aturan lockdown Covid-19 setelah demo yang meluas sejak pekan lalu.

Pemerintah kota Beijing mengumumkan tidak akan lagi memasang gerbang untuk memblokir akses ke kompleks apartemen tempat infeksi ditemukan, Senin (28/11/2022).

“Jalur harus tetap bersih untuk transportasi medis, pelarian darurat, dan penyelamatan,” kata seorang pejabat kota yang bertanggung jawab atas pengendalian epidemi, Wang Daguang.

Selain itu, kota metropolis manufaktur dan perdagangan Guangzhou selatan mengumumkan beberapa penduduk tidak lagi diharuskan menjalani tes massal.

Urumqi, tempat kebakaran mematikan terjadi, dan kota lain di wilayah Xinjiang di barat laut mengumumkan pasar dan bisnis lain di daerah yang dianggap berisiko rendah akan dibuka kembali minggu ini.

Kemudian, layanan bus umum akan dilanjutkan.

Baca juga: Amerika Kritik Strategi Nol Covid-19 China, Sebut Beijing Perlu Tingkatkan Vaksinasi Kalangan Lansia

Kebijakan “Zero Covid” di China bertujuan untuk mengisolasi setiap orang yang terinfeksi.

Kebijakan ini telah membantu menjaga jumlah kasus di China lebih rendah daripada di Amerika Serikat dan negara besar lainnya.

Namun, Zero Covid memaksa jutaan warga China mengurung diri di rumah mereka hingga empat bulan.

Beberapa dari mereka mengeluh tentang kurangnya makanan dan pasokan medis yang dapat diandalkan, dikutip dari PBS.

Para pengunjuk rasa berjalan di sepanjang jalan selama unjuk rasa untuk para korban kebakaran mematikan serta protes terhadap pembatasan Covid-19 China yang keras di Beijing pada 28 November 2022. Kebakaran mematikan pada 24 November 2022 di Urumqi, ibu kota barat laut Wilayah Xinjiang China, telah menjadi katalis baru kemarahan publik, banyak yang menyalahkan lockdown Covid karena menghambat upaya penyelamatan. (NOEL CELIS / AFP)

Baca juga: Rishi Sunak Akui Era Emas Hubungan China-Inggris Telah Berakhir

Sebelumnya, demonstrasi di China meletus setelah kebakaran di blok menara di Urumqi, wilayah barat Xinjiang yang menewaskan 10 orang pada Kamis (24/11/2022).

Para pengunjuk rasa mengatakan petugas pemadam kebakaran tidak dapat menjangkau penduduk yang terjebak karena penghalang yang didirikan di sekeliling area sebagai bagian dari lockdown Covid-19, dikutip dari Al Jazeera.

Kebakaran Urumqi menyebabkan protes di beberapa kota di seluruh China, termasuk Beijing dan Shanghai.

Demonstran merasa frustrasi atas lockdown yang berkepanjangan dan pembatasan keras yang terkait dengan strategi nol-Covid pemerintah meluap.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini