Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Otoritas China mulai mengerahkan pihak berwenang untuk menyelidiki para demonstran yang berkumpul dalam protes penolakan kebijakan nol-Covid yang pecah pada akhir pekan lalu.
Informasi ini terungkap ke publik setelah tiga orang sumber yang berada di lokasi demonstrasi mengungkap tindakan penangkapan yang dilakukan polisi China pada masyarakat sipil yang diduga ikut dalam aksi demo pembangkangan kebijakan Xi Jinping.
Narasumber yang enggan menyebutkan identitasnya mengatakan bahwa pihaknya telah diinterogasi oleh pihak berwenang Beijing melalui telepon setelah menghadiri pertemuan jalanan. Ia mengatakan polisi menyerahkan sejumlah pertanyaan termasuk memeriksa apakah mereka memiliki jaringan pribadi virtual (VPN) dan aplikasi Telegram.
Baca juga: Demo di China akibat Kebakaran Urumqi yang Di-Lockdown, Polisi Bergerak Tahan Demonstran
Tak hanya itu polisi Beijing turut meminta pengunjuk rasa untuk datang ke kantor polisi pada Selasa (29/11/2022) guna melengkapi catatan tertulis tentang kegiatan mereka pada Minggu malam.
Di kasus yang lain, seorang siswa dihubungi oleh perguruan tinggi mereka. Penangkapan serupa juga dilakukan di kota Hangzhou pada Senin (28/11/2022) malam waktu setempat.
“Polisi terlalu banyak. Polisi datang untuk memeriksa KTP salah satu teman saya dan kemudian membawanya pergi. Kami tidak tahu kenapa. Kami semua mati-matian menghapus riwayat obrolan kami," kata seorang pengunjuk rasa Beijing yang menolak disebutkan identitasnya.
Sementara itu di Hangzhou, ibu kota provinsi timur Zhejiang terlihat ratusan polisi yang tengah menduduki lapangan besar pada Senin malam, dalam video pendek yang beredar di sosial media menunjukan salah satu polisi melakukan penangkapan, sementara yang lain berusaha menarik kembali orang yang ditahan.
“Polisi terlalu banyak. Polisi datang untuk memeriksa KTP salah satu teman saya dan kemudian membawanya pergi. Kami tidak tahu kenapa. Beberapa jam kemudian mereka membebaskannya.” ujar salah satu demonstran.
Baca juga: Harga Minyak Merosot di Tengah Kekhawatiran Melemahnya Permintaan Pasokan dari China
Polisi Hangzhou masih tutup mulut dan enggan mengomentari video penanggapan tersebut, namun menurut informasi dari pemerintah setempat tindakan ini dilakukan sebagai bentuk rangkaian patroli guna mencegah massa berkumpul dan menyerukan aksi demo kembali.
Situasi serupa juga terjadi di Shanghai dan Beijing, dimana para polisi memperketat patrol di beberapa daerah mereka juga turut menyerukan larangan berkumpul pada masyarakat melalui layanan pesan Telegram pada Senin. Satu bus penuh demonstran turut dibawa pergi oleh polisi selama aksi protes di gelar pada Minggu malam di Shanghai.
"Benar-benar menakutkan sejumlah besar petugas polisi di jalanan.” kata Philip Qin, salah satu warga Beijing.
Mengutip dari The Guardian, penyelidikan ini digelar sebagai bentuk pencegahan meluasnya gelombang protes di berbagai kota di China atas kebijakan nol-covid yang telah memicu rasa frustasi dan skeptisisme masyarakat terhadap partai Komunis yang berkuasa.