News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Politik Global

Kelompok Teroris ISIS Klaim Pemimpinnya Tewas dalam Pertempuran

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasukan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dalam waktu sepekan merebut tiga kota penting di Irak.

TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Kelompok teroris Negara Islam (sebelumnya ISIS) mengumumkan kematian pemimpin tertingginyaa, Rabu (30/11/2022).

Abu al-Hasan al-Hashimi al-Qurashi dinyatakan tewas dalam pertempuran. Pernyataan disampaikan kelompok itu yang dikirimkan ke sejumlah kantor berita dunia.

Menurut klaim ISIS, al-Hasan membunuh beberapa musuh sebelum mati di pertempuran.

ISIS tidak memberikan rincian waktu atau tempat kejadian, dan keterangannya tidak dapat diverifikasi secara independen.

Al-Hasan adalah khalifah ketiga dari ISIS. Dia mengambil alih kepemimpinan ISIS awal tahun ini, setelah pendahulunya Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi tewas oleh pasukan khusus AS pada 3 Februari 2022.

Operasi khusus itu terjadi di Provinsi Idlib Suriah, yang berada di bawah kendali teroris anti-pemerintah yang diduga didukung oleh Turki atau pemerintah barat.

Baca juga: Perang Kotor Intel Asing, ISIS, dan Upaya Oposisi Mendongkel Bashar Assad

Baca juga: Serangan Udara AS Tewaskan 3 Tokoh Senior ISIS dalam Persembunyiannya di Suriah

Baca juga: Allison Fluke-Ekren, Wanita AS yang Latih Para Wanita ISIS di Suriah

Pada September, pihak berwenang Turki mengumumkan penangkapan seorang pemimpin senior ISIS bernama Abu Zeyd, yang dikatakan sebagai kemungkinan penerus Abu Ibrahim.

ISIS diproklamasikan pada 2013 oleh seorang militan salafi Irak yang menyebut dirinya Abu Bakr Al-Baghdadi.

Di bawah komandonya, kelompok teroris itu menaklukkan sebagian besar Timur Tengah, mengeksploitasi dampak invasi AS ke Irak 2003 dan pemberontakan asing di Suriah.

AS dan sekutunya meluncurkan kampanye udara melawan ISIS pada 2014, sementara militer Irak dan milisi Kurdi melawan kelompok tersebut di darat.

Damaskus mendorongnya dari barat, dengan dukungan Rusia dan Iran.

Kelompok itu secara resmi kehilangan klaim atas kendali teritorial apa pun pada Maret 2019, sementara Al-Baghdadi bunuh diri ketika pasukan khusus AS menggerebeknya di Idlib pada Oktober 2019.

Dalam pengumuman mengejutkan pada 30 November, ISIS mengatakan bahwa pemimpin utamanya Abu al-Hasan al-Hashimi al-Qurashi telah terbunuh.

Dalam pesan audio berjudul "Mereka Membunuh dan Dibunuh", juru bicara kelompok teroris mengatakan al-Hashimi, seorang warga negara Irak, terbunuh dalam pertempuran melawan musuh Tuhan.

Tidak juga dijelaskan kapan atau di mana itu terjadi. Juru bicara itu mengidentifikasi khalifah baru kelompok teroris itu sebagai Abu al-Hussein al-Husseini al-Qurashi.

Sampai sekarang, hampir tidak ada yang diketahui tentang pria itu. Abu al-Hasan menggantikan Abu Ibrahim al-Hashimi al-Qurashi.

Al-Qurashi mengambil alih kepemimpinan kelompok teroris setelah kematian pendiri dan pemimpin pertama Abu Bakr al-Baghdadi, yang terbunuh dalam serangan AS di Greater Idlib pada 26 Oktober 2019.

Gedung Putih menyambut baik berita kematian Abu al-Hasan, tanpa membenarkan atau menyangkal keterlibatan langsung AS.

Sumsber di Suriah dan Irak mengatakan Abu al-Hasan tidak mungkin dibunuh oleh AS.

Tidak ada operasi kontra-terorisme besar yang dilaporkan oleh koalisi pimpinan AS atau sekutu dan proksinya di Suriah atau Irak dalam beberapa pekan terakhir.

Pemimpin itu mungkin sebenarnya dibunuh oleh pasukan pemerintah Suriah, yang baru-baru ini melakukan serangkaian operasi melawan sel-sel ISIS di Provinsi Daraa.

Banyak komandan senior kelompok teroris, termasuk warga negara Irak, tewas dalam operasi ini.

Operasi terbesar dan terbaru menargetkan benteng utama kelompok teroris di kota Daraa. Itu disimpulkan hanya pada 15 November.

Kematian Abu al-Hasan, tanpa diragukan lagi, merupakan pukulan besar bagi ISIS.

Kehilangan dua pemimpin dalam waktu kurang dari setahun menunjukkan bahwa komando kelompok teroris mengalami masalah keamanan yang serius.(Tribunnews.com/Southfront/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini