News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konfik Rusia Vs Ukraina

Menlu Rusia Sergey Lavrov Ingatkan Lagi Potensi Pecahnya Perang Nuklir

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu unit peluru kendali balistik antarbenua Sarmat (Setan) dipamerkan di Lapangan Merah Moskow, Rusia. Rudal Sarmat ini memiliki kemampuan membawa hulu ledak nuklir, jangkauannya antarbenua dan kecepatannya sulit dicegah rudal penangkis manapun.

Pernyataannya kemudian ditafsirkan secara luas oleh pakar dan pejabat barat sebagai peringatan nuklir terselubung.

Putin kemudian mengklarifikasi pernyataannya dengan mengatakan Moskow bahkan tidak menyebutkan senjata nuklir taktis, apalagi mengancam akan menggunakan senjata atom.

Selama konferensi pers hari Kamis, Lavrov menegaskan kembali doktrin nuklir Moskow, di mana penggunaan senjata pemusnah massal diizinkan hanya sebagai tanggapan balasan terhadap serangan nuklir musuh atau serangan konvensional yang membahayakan negara Rusia.

AS menurut Lavrov, sedang mengejar tujuan geostrategis tanpa memperhatikan risiko eskalasi nuklir di tengah konflik Ukraina yang sedang berlangsung.

Selain soal isu perang nuklir, Lavrov juga menjelaskan pilihan target serangan Rusia di Ukraina, dan menyinggung komentar kontroversial baru-baru ini oleh Paus Fransiskus yang cenderung memojokkan sejarah orang Rusia.

Cuplikan video handout yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia pada 20 April 2022 menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua Sarmat di lapangan pengujian Plesetsk, Rusia. Presiden Rusia mengatakan bahwa Rusia telah berhasil menguji rudal balistik antarbenua Sarmat, mengatakan generasi berikutnya yang mampu membawa muatan nuklir akan membuat musuh Kremlin "berpikir dua kali." (Selebaran / Kementerian Pertahanan Rusia / AFP)

Berikut poin-poin pernyataan Menlu Rusia Sergey Lavrov pada konferesi pers di Moskow, Kamis (1/12/2022) ;

1.       Pembicaraan Damai Bohong

Lavrov mengatakan, banyak orang berbohong ketika mengklaim Rusia menawarkan bernegosiasi dengan Ukraina dengan itikad buruk dan hanya tertarik untuk mengulur waktu bagi militernya untuk berkumpul kembali.

“Kami tidak pernah meminta negosiasi apa pun. Tetapi kami selalu menyatakan jika seseorang memiliki kepentingan dalam penyelesaian yang dirundingkan, kami siap mendengarkan,” katanya, menunjuk pada pembicaraan di Istanbul pada akhir Maret sebagai contoh.

Dia menuduh AS mendorong Kiev ke arah konfrontasi militer yang berkelanjutan dan menggagalkan proses perdamaian. Washington berusaha melemahkan Rusia dan mendapat untung dari penjualan senjata.

2.       Penaklukan AS atas Keamanan Eropa

Sergey Lavrov menegaskan, Moskow tidak membutuhkan arsitektur keamanan yang coba dibangun oleh negara-negara barat tanpa Rusia dan Belarusia. “Keamanan Eropa sekarang bermuara pada sepenuhnya tunduk pada AS,” tambahnya.

Beberapa tahun yang lalu, menurut Lavrov, Prancis dan Jerman berusaha mencari kebebasan dari perlindungan militer Amerika.

Tetapi AS bertekad untuk menjadikan NATO sangat diperlukan, dan ingin mengadu domba negara-negara Eropa lainnya dengan Rusia.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini