Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa 90 persen populasi dunia kini memiliki resistensi terhadap virus corona (Covid-19).
Namun lembaga itu memperingatkan bahwa varian baru masih dapat muncul.
"Kesenjangan dalam kewaspadaan membuat pintu terbuka untuk munculnya varian baru virus dan mengambil alih Omicron yang dominan secara global," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Ia menambahkan, WHO memperkirakan bahwa setidaknya 90 persen populasi dunia saat ini memiliki tingkat kekebalan tertentu terhadap Sars-CoV-2, karena infeksi atau vaksinasi sebelumnya.
Baca juga: Akhir Tahun, KemenkesĀ Prediksi Lonjakan Kasus Covid-19 Capai 10 Ribu Kasus
Pernyataan ini ia sampaikan merujuk pada virus yang menyebabkan penyakit Covid-19.
"Kami semakin dekat untuk dapat mengatakan bahwa fase darurat pandemi telah berakhir, namun kami belum sampai di sana. Kesenjangan dalam pengawasan, pengujian, pengurutan dan vaksinasi terus menciptakan kondisi yang sempurna untuk munculnya varian baru yang dapat menyebabkan kematian yang signifikan," jelas Tedros.
Dikutip dari laman The Straits Times, Sabtu (3/12/2022), akhir pekan lalu menandai satu tahun sejak organisasi mengumumkan Omicron sebagai varian baru yang menjadi perhatian dalam pandemi Covid-19.
Sejak varian itu menyebar ke seluruh dunia, terbukti secara signifikan lebih menular dibandingkan pendahulunya, Delta.
Tedros menjelaskan bahwa sekarang ada lebih dari 500 sub-garis keturunan Omicron yang sangat menular beredar.
Semuanya dapat mengatasi kekebalan yang terbentuk dengan lebih mudah, meskipun memiliki kecenderungan tidak separah varian sebelumnya.
Baca juga: China Perketat Regulasi di Dunia Maya Menyusul Kemarahan Publik Terkait Kebijakan Nol-Covid
Negara-negara di dunia telah melaporkan 6,6 juta kasus kematian ke WHO, dari hampir 640 juta kasus yang terdaftar.
Namun badan kesehatan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) itu mengatakan ini akan menjadi jumlah yang sangat kecil, dan tidak mencerminkan jumlah sebenarnya.
Tedros menyebut ada lebih dari 8.500 orang tercatat telah kehilangan nyawa karena Covid-19 pada minggu lalu.