TRIBUNNEWS.COM - Czechoslovak Group (CSG) mengungkapkan perlu waktu 10-15 tahun untuk mengisi kembali stok senjata Barat setelah digunakan mendukung tentara Ukraina.
Terlepas dari aliran amunisi ke Ukraina, pemilik CSG Michal Strnad mengatakan pasukan Ukraina mengalami kekurangan karena pemerintah Barat kehabisan persenjataan mereka di tengah keterbatasan kapasitas produksi.
Strnad mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa perusahaannya sekarang bertanggung jawab atas sekitar 25-30 persen produksi Eropa dari artileri 155mm standar NATO.
“Amunisi artileri adalah barang yang sangat langka saat ini,” katanya dalam sebuah wawancara, seperti dikutip Al Jazeera.
“Saya perkirakan akan memakan waktu 10-15 tahun untuk mengisi kembali stok (tentara Barat)” karena perang di Ukraina.
Pemerintah Eropa telah secara signifikan menggunakan persenjataan mereka untuk mendukung Ukraina.
Baca juga: Serangan Udara Rusia Targetkan Paket Bantuan Senjata Barat yang Tiba di Ukraina
Dua tewas dalam serangan rudal Rusia di Ukraina - pejabat senior
Sementara itu, dilaporkan The Guardian, rudal Rusia telah menabrak gedung-gedung di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina selatan.
Serangan itu menghancurkan beberapa rumah dan menewaskan sedikitnya dua orang, kata seorang pejabat senior Ukraina.
Wakil kepala kantor kepresidenan, Kyrylo Tymoshenko tidak memberikan perincian lebih lanjut tentang serangan itu, lapor Reuters.
Seorang pejabat kota mengatakan gedung-gedung telah dihantam di pinggiran kota Zaporizhzhia dan beberapa rudal Rusia telah ditembak jatuh.
Gubernur wilayah Kyiv mengatakan pertahanan udara bekerja di wilayah tersebut.
Pihak berwenang juga meminta warga untuk tetap tinggal di tempat perlindungan.
Baca juga: Sutradara Oliver Stone Jelaskan Akar Perang Ukraina dan Mengapa Rusia Menyerbu
Penyedia energi mengatakan listrik telah padam di wilayah utara Sumy dalam serangan rudal terbaru.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)