TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Uni Eropa (UE) memberlakukan sanksi baru pada pemimpin agama, pejabat senior, dan pegawai media pemerintah Iran atas tindakan keras terhadap protes antipemerintah dan memasok drone ke Rusia untuk digunakan di Ukraina.
Sedikitnya 20 orang dan satu entitas dijatuhi sanksi atas pelanggaran hak asasi manusia (HAM) pada Senin (12/12/2022).
Lalu, empat orang lain dan banyak entitas ditambahkan atas masalah drone.
Sanksi termasuk pembekuan aset dan larangan perjalanan ke Uni Eropa.
Dilansir Al Jazeera, Uni Eropa mengatakan Penyiaran Republik Islam Iran milik negara telah dibekukan asetnya.
Media tersebut dinilai digunakan sebagai "corong untuk tanggapan kekerasan terhadap demonstrasi baru-baru ini di Iran".
Baca juga: Zelensky Desak G7 Sediakan Gas dan Senjata Tambahan agar Ukraina Mampu Bertahan di Musim Dingin
Perlu diketahui, warga Iran turun ke jalan menyusul kematian Mahsa Amini yang berusia 22 tahun, yang ditangkap karena diduga melanggar aturan berpakaian ketat Republik Islam.
Protes antipemerintah telah berubah menjadi pemberontakan rakyat Iran dari semua lapisan masyarakat.
Kini aksi massa menjadi salah satu tantangan bagi para pemimpin negara.
"Uni Eropa akan mengambil tindakan apa pun yang kami bisa untuk mendukung para wanita muda dan demonstrasi damai," kata Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell.
"Uni Eropa mengutuk keras penggunaan kekuatan yang meluas, brutal, dan tidak proporsional oleh otoritas Iran terhadap pengunjuk rasa damai, termasuk wanita dan anak-anak yang menyebabkan hilangnya ratusan nyawa," jelas pernyataan Uni Eropa.
Drone Iran di Ukraina
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-293: Zelensky Minta Barat Pasok Baterai Rudal Patriot
Para menteri Uni Eropa juga mengecam Iran karena memasok drone ke Rusia.
Kelompok tersebut mengatakan senjata yang disediakan oleh Iran digunakan tanpa pandang bulu oleh Rusia terhadap warga sipil dan infrastruktur Ukraina menyebabkan kehancuran yang mengerikan.
Rusia dituduh mengirim drone buatan Iran ke Ukraina untuk menyerang pembangkit listrik dan infrastruktur utama lainnya.
Uni Eropa mengatakan memiliki bukti bahwa Iran menjual drone ke Rusia sejak perang dimulai pada Februari.
Iran telah mengkonfirmasi telah mengirimkan drone ke Rusia, tetapi itu telah dilakukan sebelum invasi Moskow ke Ukraina.
Para pemimpin Barat mengatakan bahwa mereka yakin Teheran juga akan segera memasok Rusia dengan rudal balistik.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)