News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Presiden Turki Erdogan Ingin Temui Presiden Rusia dan Suriah tanpa Campur Tangan AS

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ingin mengajak Vladimir Putin dan Assad dalam pertemuan trilateral dengan Rusia dan Suriah, tanpa campur tangan AS.

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ingin melakukan pembicaraan trilateral dengan Rusia dan Suriah.

Erdogan ingin mengambil langkah ini untuk memulihkan hubungan ketiganya.

“Sampai sekarang, kami ingin mengambil langkah sebagai trio Suriah-Turki-Rusia,” kata Erdogan, Kamis (15/12/2022).

“Untuk itu, pertama-tama organisasi intelijen kita harus bersatu, kemudian menteri pertahanan kita harus bersatu, kemudian menteri luar negeri kita harus bersatu."

"Mari berkumpul sebagai pemimpin setelah pembicaraan mereka.”

Baca juga: Presiden Turki Erdogan Tagih Janji Putin soal Komitmen Rusia Bersihkan Militan Kurdi di Suriah

Erdogan ingin temui Vladimir Putin dan Bashar al-Assad

Erdogan mengatakan telah membuat proposal ini dan mengirimkan pada Presiden Rusia Vladimir Putin, yang katanya telah menyetujuinya.

Erdogan mengatakan pada Putin untuk mengadakan pertemuan trilateral bersama Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Saya mengusulkan ini kepada Tuan Putin. Dia juga melihatnya secara positif. Kami akan memulai serangkaian negosiasi," kata Erdogan kepada wartawan dalam perjalanan diplomasi ke Turki dari Turkmenistan, Rabu (14/12/2022), seperti diberitakan oleh TASS.

“Dengan demikian, kami akan memulai serangkaian negosiasi,” tambahnya.

Presiden Turki ini mengatakan langkah-langkah dapat diambil di bidang kerja sama melawan organisasi teroris serta zona aman di perbatasan Turki dan Suriah, dikutip dari Daily Sabah.

Preesiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin (AFP/Vladimir Astapkovich)

Baca juga: Presiden Turki Erdogan Peringatkan Yunani Rudal Balistiknya Dapat Mencapai Athena

Turki tetap targetkan militan Kurdi di Suriah Utara

Sebelumnya, Erdogan mengatakan Turki tidak mendukung pencopotan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Namun, Erdogan mengecualikan sikap Turki yang tidak akan mentolerir kehadiran kelompok militan Kurdi Suriah di sepanjang perbatasan Turki.

Turki memandang milisi Unit Perlindungan Rakyat (YPG) sebagai perpanjangan dari PKK, sebuah faksi Kurdi bersenjata yang telah berperang dengan Turki selama beberapa dekade.

Erdogan mengatakan Turki akan terus menargetkan YPG dalam zona 30 km selatan perbatasannya, seperti diberitakan Middle East Eye.

Terkait hubungan trilateral ini, Erdogan mengingatkan kembali pada memorandum 2 Agustus tahun 2019 di Sochi, termasuk pembuatan koridor zona aman sepanjang 30 km.

Turki telah membahas masalah Suriah dengan Rusia sejak lama.

Baca juga: Erdogan Perintahkan Produksi Massal Pesawat Tempur Nirawak Bayraktar Kizilelma

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan membuat pernyataan saat konferensi pers menyusul rapat kabinet di Kompleks Kepresidenan di Ankara, Turki pada 26 April 2021 (AYTAC UNAL / ANADOLU AGENCY / ANADOLU AGENCY VIA AFP)

Turki larang AS ikut campur

Erdogan menggarisbawahi Turki tidak akan meminta izin dari negara mana pun, termasuk AS, untuk berbicara dengan pemimpin rezim Suriah Presiden Bashar Assad.

Ia menambahkan faktor penentu dalam langkah-langkah yang akan diambil mengenai Suriah adalah kepentingan nasional Turki.

Erdogan menekankan kesabaran Turki yang menipis pada Barat, setelah AS memberikan dukungan pada organisasi teroris SDF di Suriah Utara.

Presiden Turki itu menegaskan bahwa negaranya akan mengambil tindakan sendiri jika negara-negara seperti AS terus menyediakan bantuan militer.

Termasuk, ribuan truk senjata, amunisi, peralatan, dan perlengkapan kepada teroris SDF dan militan Kurdi lainnya di Suriah.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Konflik Turki

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini