TRIBUNNEWS.COM, ARIZONA - Setidaknya 36 orang terluka setelah penerbangan dari Phoenix, negara bagian Arizona, Amerika Serikat (AS) ke Honolulu, Hawaii mengalami turbulensi parah pada hari Minggu kemarin.
Menurut Layanan Medis Darurat (EMS) Honolulu, 20 orang yang ada dalam penerbangan Hawaiian Airlines kini memerlukan rawat inap, 11 diantaranya dalam kondisi serius.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (19/12/2022), diantara mereka yang terluka terdapat seorang anak berusia 14 bulan dan 3 pramugari.
Luka yang dialami para korban diantaranya trauma kepala, luka robek, memar, dan kehilangan kesadaran.
"Kami merasa beruntung tidak ada kematian," kata Kepala EMS Honolulu, Jim Ireland.
Airbus 330 yang membawa 278 penumpang dan 10 awak, dilanda turbulensi parah 15 hingga 30 menit sebelum mendarat di ibu kota Hawaii.
Terlepas dari insiden tersebut, pesawat itu mendarat dengan selamat, tim paramedis dan penyelamat pun telah menunggu di darat.
Saksi mata mengatakan turbulensi membuat beberapa penumpang terlempar keluar dari tempat duduk mereka.
"Tanda sabuk pengaman menyala pada saat kejadian, namun beberapa dari mereka yang terluka itu belum diikat (sabuk pengaman). Jika anda tidak mengenakan sabuk pengaman dan anda tetap di tempat saat pesawat jatuh, maka begitulah cedera itu terjadi," kata Chief Operating Officer Hawaiian Airlines Jon Snook.
Pesawat tersebut mengalami beberapa kerusakan internal dan akan menjalani pemeriksaan serta perawatan menyeluruh sebelum kembali mengudara.
"Maskapai belum pernah mengalami 'insiden seperti ini dalam sejarah baru-baru ini'," tegas Snook.
Baca juga: Pesawat Garuda Alami Turbulensi Bandingkan Dengan Kejadian Lain di Luar Negeri
Administrasi Penerbangan Federal AS pun telah meluncurkan penyelidikan atas apa yang terjadi pada penerbangan tersebut.
Beroperasi sejak 1929, Hawaiian Airlines adalah salah satu maskapai tertua di AS dan tidak pernah mengalami kecelakaan fatal dalam sejarahnya.