Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, SUVA - Indonesia mendapatkan kepercayaan Pemerintah Fiji untuk menjadi Ketua Bersama (Co-Lead) Kelompok Pengamat Multinasional Pemilihan Umum (Pemilu) Fiji.
Rangkaian kegiatan Pemilu telah dilaksanakan pada pekan ketiga bulan Desember 2022.
Negara Fiji, yang terletak di kawasan Pasifik, telah melaksanakan pemungutan suara tanggal 14 Desember 2022 di 2.071 tempat pemungutan suara (TPS).
Hasil akhir penghitungan suara diumumkan pada hari Minggu tanggal 18 Desember 2022 lalu.
Peran Indonesia sebagai Ketua Bersama, yang dilaksanakan bersama India dan Australia, telah mengkoordinasikan sekitar 90 orang pengamat pemilu.
Baca juga: Mediasi dengan KPU, Partai Ummat Berharap Lolos Jadi Peserta Pemilu 2024
Mereka berasal dari 16 negara dan 2 organisasi regional, yaitu Pacific Islands Forum dan Melanesian Spearhead Group.
"Tim pengamat Indonesia yang dipimpin oleh Staf Ahli Bidang Hubungan Antarlembaga, Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Muhsin Syihab, berasal dari unsur Kemlu, KPU dan KBRI Suva," ungkap Kementerian Luar Negeri lewat pernyataan, Senin (19/12/2022).
Tim tersebut telah melaksanakan kegiatan pengamatan secara langsung di beberapa TPS di ibukota Suva dan juga wilayah pedesaan di distrik Lautoka, bagian Barat Fiji.
Pada pemilu 2022 ini tercatat terdapat 693.915 pemilih terdaftar dari total populasi Fiji yang berjumlah sekitar 925.000 jiwa.
Persentase pemilih terdaftar yang melakukan pemungutan suara tercatat mencapai 68,3 persen.
Pada pemilu kali ini partai petahana Fiji First, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Josaia Voreqe Bainimarama, berhasil memimpin perolehan suara dengan jumlah sebesar 42,55 persen.
Baca juga: Rishi Sunak Akui Era Emas Hubungan China-Inggris Telah Berakhir
Diikuti oleh partai oposisi The People's Alliance sebesar 35,83 persen dan beberapa partai lain dengan persentase suara lebih kecil.
Pemerintahan baru Fiji nantinya akan ditentukan oleh sejauh mana partai-partai tersebut dapat menyusun koalisi untuk menguasai mayoritas kursi parlemen.
Undangan Pemerintah Fiji untuk menjadi pengamat pemilu ini menunjukkan adanya kepercayaan tinggi Pemerintah Fiji kepada Indonesia untuk turut berkontribusi dalam proses demokrasi di negara tersebut.
"Indonesia tercatat telah tiga kali berperan sebagai pengamat pemilu Fiji. Sebelumnya Indonesia juga pernah mendapatkan kepercayaan yang sama pada pemilu Fiji tahun 2014 dan 2018," tulis Kemlu dalam pernyataannya.