TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - China pada Kamis pagi waktu setempat mengklaim bahwa tercatat kurang dari 3.000 kasus baru virus corona (Covid-19) dalam 24 jam sebelumnya, namun ini tidak termasuk data untuk Warga Negara Asing (WNA).
Sementara itu, nol kematian pada kasus Covid-19 (Zero Covid).
Namun, ini terjadi setelah pemerintah mengubah kriteria untuk mencatat kasus dan kematian.
Dikutip dari laman www.hindustantimes.com, Jumat (23/12/2022), aturan baru itu mengindikasikasikan sebagian besar kasus tidak lagi dihitung.
Partai Komunis China yang berkuasa bahkan telah menutup stan pengujian massal dan membatalkan upaya untuk memasukkan setiap infeksi dalam penghitungan hariannya.
Warga pun kini harus mengandalkan tes cepat (rapid test) yang tidak dapat diandalkan dan tidak berkewajiban untuk melaporkan hasilnya.
Regulator kesehatan China juga secara diam-diam mengadopsi definisi yang lebih sempit untuk 'kematian yang disebabkan oleh Covid-19'.
Sehingga sulit untuk menghitung jumlah kematian akibat virus ini.
"Bahkan jika China kembali ke definisi yang lebih inklusif, data kemungkinan masih belum mencerminkan situasi di lapangan. Karena begitu sedikit dilakukan pengujian dan tempat pengujian massalnya telah ditutup," kata para ahli.
Baca juga: WHO Prihatin Lonjakan Kasus Penularan Covid-19 Terus Terjadi di China