Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Melonjaknya infeksi Covid-19 di China selama beberapa pekan terakhir, membuat sejumlah bisnis di berbagai sektor terpaksa berhenti beroperasi termasuk industri pengepakan daging.
Mengutip dari Bloomberg, mandeknya operasi produsen daging babi di China terjadi usai presiden Xi Jinping melonggarkan kebijakan nol Covid di seluruh penjuru China pada November lalu.
Namun, usai kebijakan tersebut diberlakukan, lonjakan infeksi Covid semakin menggila.
Tak hanya mendorong bertambahnya angka kematian hingga tembus lebih dari 5000 kasus per hari, melonjaknya infeksi Covid-19 di seluruh China juga memicu krisis obat – obatan dan penumpukan pasien di sejumlah rumah sakit.
Baca juga: Update Covid-19 Global 30 Desember 2022: Kasus Baru Bertambah 433.640, Total Pulih 635.853.503
Analis Guangfa Futures, Zhu Di mengungkapkan tingkat penyembelihan daging babi di China telah turun dalam seminggu terakhir, ini terjadi lantaran pabrik penyembelihan daging mengalami kekurangan tenaga kerja setelah para karyawan terjangkit infeksi.
Bahkan imbas krisis pekerja ini, Konsultan komoditas Mysteel mengungkapkan rumah potong unggas harus menawarkan pembayaran ekstra kepada karyawan agar dapat mempertahankan operasi produksi setelah banyak pekerja mengambil cuti.
Alasan ini yang membuat stok daging yang diperdagangan di pasar menjelang perayaan Imlek dan tahun baru 2023 mengalami penyusutan, situasi tersebut mirip dengan kasus yang dialami AS dan Eropa pada awal pandemi tahun lalu.
Dimana pabrik daging babi mengalami penipisan stok ditengah lonjakan permintaan, akibat sebagian pekerja terkena infeksi Covid.
Sejumlah cara telah dilakukan agar stok daging babi yangmenjadi makanan favorit masyarakat China dapat memenuhi permintaan pasar, salah satunya dengan menawarkan gaji yang fantastis bagi karyawan guna memacu tingkat produksi.
Namun, sayangnya cara tersebut belum cukup mampu menekan krisis, di sisi lain lonjakan harga komoditas tersebut telah mendorong inflasi negeri tirai bambu ini melesat naik.
Anjloknya aktivitas produksi tak hanya dialami para produsen daging, sejumlah pabrik lainnya juga turut mengalami krisis pekerja hingga produksinya menyusut termasuk pabrik Apple di pabrik Foxconn di Zhengzhou China.
Lebih lanjut Appe melaporkan bahwa produksi iPhone 14 Pro dan Pro Max mengalami penurunan sebanyak 6 Juta unit setelah dilanda eksodus, akibat melonjaknya kasus Covid.
Tak hanya itu imbas dari melonjaknya kasus Covid juga membuat tingkat kepercayaan bisnis China turun ke level terendah Lembaga survei World Economics menyebut tingkat kepercayaan bisnis China turun dari level 51,8 menjadi 48,1. Ini adalah realisasi terendah sejak survei dimulai dalam 10 tahun terakhir tepatnya pada Januari 2013.