TRIBUNNEWS.COM - Kasus kematian 18 anak Uzbekistan setelah mengonsumsi sirup obat batuk buatan India menghebohkan dunia.
Sebagai tanggapan atas laporan tersebut, pemerintah New Delhi memulai penyelidikan terhadap farmasi India.
Dalam pernyataan yang dirilis Kamis (29/12/2022), Kementerian Kesehatan India mengatakan Organisasi Pengawasan Obat-obatan Pusat (CDSCO) dengan mitra di Uzbekistan mendiskusikan insiden tersebut.
Dilansir Al Jazeera, Kementerian Kesehatan Uzbekistan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (28/12/2022) bahwa anak-anak tersebut meninggal setelah mengkonsumsi sirup obat, Dok-1 Max.
Obat sirup Dok-1 Max diproduksi oleh pembuat obat India Marion Biotech Pvt Ltd.
Dikatakan bahwa tes awal menunjukkan sirup tersebut mengandung etilen glikol.
Baca juga: Populer Internasional: Serangan Rudal Rusia - Obat Sirup Buatan India Tewaskan 18 Anak di Uzbekistan
“Segera setelah menerima informasi, inspeksi bersama terhadap fasilitas Noida dari pabrikan, Marion Biotech, dilakukan oleh tim Uttar Pradesh Drug Control dan CDSCO," terang pernyataan pemerintah India, Kamis (29/12/2022).
"Tindakan lebih lanjut yang sesuai akan dimulai berdasarkan laporan inspeksi,” imbuh pernyataan pemerintah.
Noida adalah pinggiran ibu kota New Delhi dan terletak di negara bagian utara Uttar Pradesh.
Hasan Harris, perwakilan hukum Mario Biotech, dikutip oleh media India mengatakan pembuatan obat tersebut telah dihentikan.
Pengekspor obat terbesar di dunia
India dikenal sebagai salah satu pengekspor obat terbesar di dunia.
Baca juga: Produsen Obat Batuk Sirop India Setop Produksi Setelah Belasan Anak di Uzbekistan Meninggal Dunia
Banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah mengandalkan India untuk pasokan obat. India memasok 45 persen dari semua obat generik ke Afrika.
Ekspor farmasinya meningkat lebih dari dua kali lipat selama dekade terakhir.