Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Pemerintah Inggris mengungkapkan pada Senin (2/1/2023) telah menyiapkan dana sebesar 75 juta poundsterling atau sekitar 90,5 juta dolar AS untuk meningkatkan produksi bahan bakar nuklir dalam negeri.
Peningkatan bahan bakar nuklir itu juga dimaksudkan guna mengurangi ketergantungan pada pasokan uranium Rusia.
Dana tersebut akan digelontorkan sebagai hibah kepada bisnis yang terlibat dalam konversi uranium, tahap kunci dalam proses pembuatan bahan bakar nuklir dari logam tersebut. Dana hibah itu akan diberikan hingga 20 Februari 2023.
Baca juga: Danai Peluncuran Rudal Nuklir, Korut Terjunkan Hacker Untuk Gasak Dompet Kripto
Sementara itu, Rusia saat ini memiliki sekitar 20 persen dari kapasitas konversi uranium global.
“Rekor harga gas global yang tinggi, yang disebabkan oleh invasi ilegal Putin ke Ukraina, telah menyoroti kebutuhan akan lebih banyak energi terbarukan buatan dalam negeri, tetapi Inggris juga menghasilkan tenaga nuklir – membangun lebih banyak pabrik, dan mengembangkan kemampuan bahan bakar domestik,” kata Menteri Energi dan Iklim Inggris Graham Stuart, yang dikutip dari Reuters.
Pemerintah Inggris menambahkan, 13 juta poundsterling dari dana tersebut telah diberikan ke lokasi pembuatan bahan bakar nuklir Springfields di barat laut Inggris.
Pasokan energi telah menjadi fokus utama sejak invasi Rusia ke Ukraina mendorong kenaikan biaya energi.
Penambahan kapasitas pembangkit listrik nuklir direncanakan akan mengurangi ketergantungan Inggris pada gas alam, yang menjadi bahan bakar untuk sekitar 45 persen pembangkit listrik pada 2021.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin: Rusia akan Kembangkan Pasukan Tempur Nuklir
Pada November, Inggris mengatakan akan menjadi pemegang saham 50 persen dalam proyek nuklir Sizewell C dengan menyediakan dana 700 juta poundsterling untuk pabrik, yang direncanakan untuk tentara Inggris.