News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Taliban Kritik Pangeran Harry yang Bunuh 25 Orang Afghanistan: Mereka Manusia, Bukan Bidak Catur

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anas Haqqani, anggota senior Taliban yang mengkritik Pangeran Harry soal pernyataannya yang membunuh 25 orang Afghanistan seperti bidak catur.

TRIBUNNEWS.COM - Taliban mengutuk Pangeran Harry setelah ia menulis tentang pembunuhan 25 orang saat bertugas di Afghanistan dalam bukunya, Spare.

Pangeran Harry mengemudikan helikopter Apache selama perang di Afghanistan.

Ia bertugas bersama militer Inggris pada 2007-2008 dan pada 2012-2013, ketika ia menjabat sebagai co-pilot gunner di helikopter serang Apache.

"Tuan Harry! Yang Anda bunuh bukanlah bidak catur, melainkan manusia," tulis Anas Haqqani, anggota senior Taliban di Twitter, Jumat (6/1/2023).

Ia menanggapi komentar dari Pangeran Harry dalam bukunya yang membandingkan orang yang dia bunuh dengan bidak catur.

Baca juga: Pangeran Harry Akui Bunuh 25 Orang di Afghanistan selama Jadi Pilot Militer Inggris

Haqqani menuduh Pangeran Harry melakukan kejahatan perang.

“Yang benar adalah apa yang Anda katakan; Orang-orang kami yang tidak bersalah adalah bidak catur bagi tentara, militer, dan pemimpin politik Anda." tulisnya, seperti dikutip oleh NBC News.

Baca juga: Pangeran Harry menuduh Pangeran William menyerangnya secara fisik

Pangeran Harry sebut targetnya seperti bidak catur

Sebelumnya, Pangeran Harry mengakui dirinya tak malu mau pun bangga dengan pembunuhan yang ia lakukan selama perang dalam bukunya 'Spare' yang akan rilis 10 Januari 2023.

Sebuah spoiler berbahasa Spanyol mengungkap isi buku 'Spare' yang ditulis oleh Pangeran Harry.

Ia menghitung pembunuhan yang dilakukannya, terutama saat menjadi pilot helikopter Apache di Afghanistan.

Kamera dipasang di hidung helikopter Apache-nya memungkinkan dia menilai misinya dan menentukan dengan pasti berapa banyak yang telah dia bunuh.

"Itu bukan statistik yang membuat saya bangga, tetapi juga tidak membuat saya malu," tulis Harry, menurut versi bahasa Spanyol, seperti diberitakan Times of Israel.

"Ketika saya menemukan diri saya tenggelam dalam panas dan kebingungan pertempuran, saya tidak menganggap 25 orang itu sebagai manusia," tulisnya.

"Itu adalah bidak catur yang dikeluarkan dari papan, seperti orang jahat yang dihilangkan sebelum mereka bisa membunuh orang baik."

"Mereka yang bertanggung jawab dan simpatisan mereka adalah "musuh kemanusiaan" dan melawan mereka adalah tindakan balas dendam atas kejahatan terhadap kemanusiaan," tulisnya dalam buku tersebut.

Wawancara Pangeran Harry dengan Tom Bradby dari ITV di California. Video wawancara akan dipublikasikan pada tanggal 8 Januari 202, 2 hari sebelum Pangeran Harry merilis bukunya yang berjudul Spare. (Twitter/chrisshipitv)

Baca juga: Pilunya Hidup Pangeran Harry Pasca Kematian Diana dibeberkan dalam Memoar Spare

Taliban sebut Pangeran Harry kebal hukum

Anggota senior Taliban mengatakan ICC tidak akan menindak kejahatan Pangeran Harry di Afghanistan karena mereka buta dan tuli untuk Pangeran Harry.

"Kejahatan semacam itu tidak terbatas pada Harry, tetapi setiap negara pendudukan memiliki sejarah kejahatan semacam itu di negara kita," tulis Juru bicara Kementerian Luar Negeri Taliban, Abdul Qahar Balkhi di Twitter, dikutip dari DW.

"Saya tidak berharap bahwa ICC (Pengadilan Pidana Internasional) akan memanggil Anda atau aktivis hak asasi manusia akan menghukum Anda, karena mereka tuli dan buta untuk Anda," tambahnya.

Abdul Qahar menyebut komentar Harry tentang pembunuhan 25 orang adalah trauma yang dialami warga Afghanistan di tangan pasukan pendudukan.

Ia menyebut Pangeran Harry telah membunuh orang tak berdosa dan tanpa pertanggungjawaban apa pun.

Pangeran Harry bertugas di militer Inggris selama 10 tahun.

Ia telah mencapai pangkat kapten.

Pangeran Harry mengatakan pembenarannya untuk pergi ke Afghanistan dan bertempur.

Ia selalu mengingat serangan 9/11 dan pengalamannya berbicara dengan keluarga para korban sebagai pembenaran.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Taliban Afghanistan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini