TRIBUNNEWS.COM - Gempa berkekuatan 7,0 mengguncang negara pulau Pasifik Vanuatu, pada Minggu (8/1/2023) malam.
Penduduk desa melarikan diri ke tempat yang lebih tinggi karena takut akan tsunami, New Indian Express melaporkan.
Pusat gempa itu berada di laut tak jauh dari teluk utara pulau terbesar Espiritu Santo, sekitar 400 kilometer utara ibukota kepulauan Port Vila.
Kayson Pore, seorang mahasiswa berusia 22 tahun dari desa Pelabuhan Hog di Espiritu Santo, mengatakan dia sedang mencari kepiting di pantai bersama beberapa temannya ketika gempa terjadi.
"Gempa itu sangat besar. Kami berada tepat di laut, kami mencari kepiting di pantai."
"Kami lari demi menyelamatkan hidup kami dan kemudian kami lari menuju rumah kami," katanya.
Baca juga: Menkumham: Vanuatu Tidak Terlalu Kencang Bahas Isu Papua di Universal Periodic Review
Di rumahnya, di desa berpenduduk sekitar 1.000 orang, gempa telah menjatuhkan benda-benda ke tanah, memecahkan cangkir di dapur, kata Pore.
"Orang-orang pindah ke tempat yang lebih tinggi," tambahnya, karena takut akan gelombang pasang tsunami.
Namun Pore mengatakan dia tidak melihat kerusakan struktural pada rumah-rumah di desanya.
Gempa dangkal melanda mengguncang pukul 23:30 waktu setempat dengan kedalaman sekitar 27 kilometer, menurut Survei Geologi AS.
Pusat gempa terletak sekitar 25 kilometer dari desa Espiritu Santo di Port-Olry.
Orang bisa merasakan gempa sampai Port Vila, di pulau Etafe, kata Natasha Joel, seorang resepsionis di Grand Hotel and Casino di ibu kota.
Baca juga: Vanuatu Terus Ungkit Kedaulatan Indonesia, Delegasi RI Beri Pesan Menohok
Namun, getarannya "agak kecil" di sana dan tidak ada tamu yang dievakuasi dari hotel, katanya.
Peringatan tsunami awalnya dikeluarkan untuk Vanuatu, Kaledonia Baru dan Kepulauan Solomon.