Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, QUITO - Seorang pria Ekuador telah ubah jenis kelamin secara legal dalam upaya untuk memenangkan hak asuh atas anak-anaknya dari sistem hukum yang dianggap 'menghukum' sosok ayah.
Terkait hal ini, Aktivis transgender menanggapinya dengan kemarahan.
Dikutip dari laman Russia Today, Senin (9/1/2023), Rene Salinas Ramos resmi menjadi seorang wanita pada 30 Desember 2022.
Ia menyampaikan hal ini kepada La Voz del Tomebamba, sebuah surat kabar negara itu.
Salinas Ramos, yang tidak melihat kedua putrinya dalam lima bulan terakhir, mengklaim bahwa mereka tinggal di lingkungan yang kejam bersama ibu kandung mereka.
Baca juga: Pemindahan Bos Geng Picu Kerusuhan di Penjara Ekuador, 10 Napi Tewas Mengenaskan
Ia pun menegaskan bahwa keputusan untuk menjadi seorang wanita 'muncul dari rasa frustrasinya terhadap sistem pengadilan'.
"Menjadi ayah di negara ini, Ekuador, dihukum dan dilihat hanya sebagai pencari nafkah. Sekarang saya seorang wanita, saya bisa menjadi seorang ibu dan saya memiliki pijakan yang sama untuk memperjuangkan otoritas orang tua bagi putri saya," kata Salinas Ramos.
Pria yang dilaporkan tidak mencari transisi medis menjadi seorang wanita ini mengatakan bahwa ia ingin "memberikan cinta dan perlindungan yang dapat diberikan seorang ibu kepada anak-anaknya'.
Perlu diketahui, warga Ekuador telah diizinkan secara hukum untuk mengubah jenis kelamin mereka sejak 2015.
Seorang politisi transgender dan aktivis yang mengkampanyekan Undang-undang 2015, Diane Rodriguez mengatakan bahwa Salinas Ramos tidak mengikuti 'semangat hukum' dan kemungkinan besar upayanya dalam menggunakan penggantian jenis kelamin tidak akan membantu kasusnya.
"Saya mengerti bahwa dalam situasinya, dalam keputusasaan, ia memilih untuk mengubah jenis kelamin pada dokumen identitasnya. Namun tidak, itu tidak akan berpengaruh," kata Rodriguez.
Federasi Organisasi LGBTI Ekuador pun mengecam tindakan Salinas Ramos dan menuduhnya 'mengambil keuntungan dari orang lain untuk otoritas orang tua'.
Kelompok tersebut meminta pengadilan untuk memperjelas bahwa pria tersebut tidak mewakili kaum transgender, jangan sampai hukum diperketat untuk mempersulit transisi.
Di sisi lain, Salinas Ramos menegaskan bahwa tindakannya 'tidak melawan siapa pun secara khusus, namun melawan sistem'.
Dengan peralihannya yang permanen di mata hukum, ia mengklaim bahwa seorang pria yang melakukan perubahan ini 'adalah bukti cinta terbesar yang dapat diberikan seorang ayah kepada putri-putrinya'.