TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - China kembali menggertak Taiwan dengan menggelar latihan perang melibatkan empat kapal dan 57 pesawat tempur di perairan dekat Taiwan, Senin (9/1/2023).
Kementerian Pertahanan Taiwan yang mendeteksi pengerahan 57 pesawat China dalam latihan perang tersebut langsung mengeluarkan pernyataan kecaman.
Taiwan mengutuk China karena menggelar latihan perang lagi untuk kedua kalinya di sekitar perairannya dalam waktu kurang dari sebulan.
China selama ini bersikukuh memiliki kebijakan politik bahwa Taiwan merupakan bagian dari wilayahnya dan China selama ini telah meningkatkan tekanan militer, politik, dan ekonomi untuk menegaskan klaim tersebut.
Mengutip Reuters, Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan pasukannya mengadakan patroli kesiapan tempur bersama dan latihan tempur yang sebenarnya di laut dan wilayah udara di sekitar Taiwan, dengan fokus pada serangan darat dan serangan laut.
"Tujuannya adalah untuk menguji kemampuan tempur bersama dan dengan tegas melawan tindakan provokatif pasukan eksternal dan pasukan separatis kemerdekaan Taiwan," sebut pernyataan singkat militer China pada Minggu malam.
Kantor kepresidenan Taiwan mengatakan, China membuat "tuduhan tidak berdasar" dan mengutuk keras latihan itu.
Menurut Taiwan, perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan dan kawasan itu adalah tanggung jawab bersama Taiwan dan China.
"Posisi Taiwan sangat jelas, tidak akan meningkatkan konflik atau memprovokasi perselisihan, tetapi akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan keamanannya," kata Kantor Kepresidenan Taiwan dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Kembali Memanas, China Hari Ini Gelar Latihan Perang Lagi di Perairan Taiwan
"Militer negara sangat memahami situasi di Selat Taiwan dan daerah sekitarnya dan merespons dengan tenang," tambahnya.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, selama 24 jam sebelumnya, mereka telah mendeteksi 57 pesawat China dan empat kapal angkatan laut yang beroperasi di sekitar pulau itu, termasuk 28 pesawat yang terbang ke zona pertahanan udara Taiwan.
Beberapa dari 28 pesawat itu melintasi garis median Selat Taiwan, penyangga tidak resmi antara kedua belah pihak.
Baca juga: Tangkis Ancaman Invasi China, Militer Taiwan Mulai Gelar Latihan Perang dengan Artileri Tembak
Di antaranya adalah pesawat tempur Su-30 dan J-16. Baca Juga: Kapal Perang AS Berlayar melalui Selat Taiwan, China Gusar Sementara, dua pesawat pengebom H-6 berkemampuan nuklir terbang ke selatan Taiwan, kata Kementerian Pertahanan Taiwan.
Dalam latihan serupa China akhir bulan lalu, Taiwan mengatakan 43 pesawat China melewati garis median.
China, yang tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk menguasai pulau itu, telah melakukan serangan militer secara teratur ke perairan dan wilayah udara dekat Taiwan selama tiga tahun terakhir.
Militer China mengadakan latihan perang di sekitar Taiwan Agustus lalu, menyusul kunjungan ke Taipei oleh Nancy Pelosi, yang saat itu menjadi ketua DPR AS.
Baca juga: Militer Cina Gelar Latihan Perang di Dekat Taiwan
AS dan anggota parlemen lainnya dari sekutu Barat terus mengunjungi Taiwan sejak itu, meskipun ada peringatan dari Beijing.
Agresi militer yang datang dari Beijing tidak dapat diterima, kata Johannes Vogel, seorang anggota parlemen senior dari salah satu partai koalisi yang berkuasa di Jerman.
"Kami juga ingin Anda melihat kunjungan kami di sini sebagai tanda dukungan," katanya kepada ketua parlemen Taiwan You Si-kun pada hari Senin, saat kunjungan delegasi parlemen Jerman.
Taiwan dengan tegas menolak klaim kedaulatan Beijing, dengan mengatakan hanya 23 juta penduduk pulau itu yang dapat memutuskan masa depan mereka.
Beijing sangat marah dengan dukungan AS untuk Taiwan, termasuk penjualan senjata ke negara pulau itu.
Seperti kebanyakan negara, Amerika Serikat tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, tetapi AS adalah pemasok senjata dan pendukung internasional terpenting di pulau itu.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie | Sumber: Kontan