News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Ultimatum Negara Barat agar Berhenti Ciptakan Musuh Imajiner

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Wang Wenbin mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Jepang perlu meninggalkan mentalitas Perang Dingin mereka dan berhenti menciptakan musuh di kawasan Asia Pasifik

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Wang Wenbin mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Jepang perlu meninggalkan mentalitas Perang Dingin mereka dan berhenti menciptakan musuh di kawasan Asia Pasifik.

Ia menggambarkan pernyataan bersama baru-baru ini yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri dan Pertahanan AS serta Jepang mengandung 'fitnah dan serangan yang tidak berdasar' terhadap China.

"Kami mendesak AS dan Jepang untuk meninggalkan mentalitas perang dingin dan bias ideologis, berhenti menciptakan musuh imajiner, dan berhenti mencoba menabur benih Perang Dingin baru di kawasan Asia Pasifik," kata Wang dalam jumpa pers reguler di Beijing, pada Jumat lalu.

Dikutip dari laman Russia Today, Minggu (15/1/2023), deklarasi Wang muncul sebagai tanggapan atas pernyataan bersama yang disampaikan Komite Konsultatif Keamanan AS dan Jepang yang dikeluarkan pada Rabu lalu.

Baca juga: Jepang Batasi Ekspor Chip, Ambisi Beijing Untuk Tingkatkan Industri Semikonduktor Makin Sulit

Pernyataan bersama itu menegaskan bahwa aliansi AS dan Jepang merupakan 'landasan perdamaian, keamanan dan kemakmuran regional'.

Dokumen tersebut menyatakan China mewakili 'tantangan strategis terbesar di kawasan Indo-Pasifik dan sekitarnya' dan ditandatangani oleh Menlu AS Antony Blinken, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin, Menlu Jepang Yoshimasa Hayashi dan Menteri Pertahanan Jepang Yasukazu Hamada.

Namun menurut Wang, AS dan Jepang malah 'mencari dalih untuk pembangunan militer dan penggunaan kekuatan yang disengaja', menciptakan perpecahan dan konfrontasi.

"Mereka mengklaim menegakkan tatanan internasional berbasis aturan, tetapi apa yang mereka lakukan adalah menginjak-injak hukum internasional dan norma-norma dasar yang mengatur hubungan internasional serta mencampuri urusan dalam negeri negara lain," tegas Wang.

Wang menekankan bahwa Asia Pasifik adalah 'jangkar untuk perdamaian dan pembangunan, bukan tempat pergulatan untuk persaingan geopolitik'.

Sebagian besar negara di dunia, kata dia, lebih memilih kerja sama daripada konfrontasi.

Saat ditanya tentang rencana AS yang diumumkan secara terbuka untuk membatasi akses China ke teknologi semikonduktor, Wang mengatakan China akan 'secara tegas melindungi kepentingan kita sendiri'.

Ia pun menuduh AS menyalahgunakan kontrol ekspor dan mempersenjatai perdagangan 'untuk melanggengkan hegemoni dan kepentingan egoisnya'.

"Ini tidak hanya 'sangat melanggar aturan pasar', tetapi juga mengganggu perdagangan internasional," pungkas Wang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini