News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Nggak Main-main, Rusia Ancam Hancurkan Semua Senjata Kiriman NATO ke Ukraina

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tentara Amerika Serikat mengemas senjata misil antitank Javelin di Bandara Kyiv bulan Februari 2022.

Laporan Wartawan Tribunnews.com  Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov menyampaikan ancaman terbaru Rusia yang akan menghancurkan semua pasokan senjata yang dikirimkan Barat untuk membantu militer Ukraina.

Anatoly Antonov menyampaikan ancaman tersebut setelah beberapa negara yang tergabung dalam aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) seperti Amerika, Prancis, Inggris, dan Polandia makin aktif mengirim sejumlah peralatan tempur termasuk tank, artileri, rudal, dan senjata canggih ke Ukraina.

Dukungan yang diberikan NATO kepada Ukraina telah membuat Rusia panas, lantaran pasokan senjata tersebut kemungkinan besar akan digunakan militer Ukraina untuk menyerang pasukan Krimea.

Krimea merupakan wilayah Ukraina yang sudah sejak beberapa tahun ini direbut Rusia.

Departemen Luar Negeri AS dalam pernyataannya menyatakan Ukraina bisa saja memperoleh peluang kemenangan dalam serangan terhadap pasukan Rusia di Krimea.

“Kemunculan tank-tank berlambang Nazi di tanah bekas Soviet jelas membuat kami bertekad untuk menumbangkan rezim neo-Nazi di Ukraina dan menciptakan kondisi normal agar masyarakat tetangga di kawasan itu bisa hidup damai seperti dulu,” jelas Duta Besar Rusia untuk Washington Anatoly Antonov, Rabu (18/1/2023).

Antonov menekankan bahwa memasok Ukraina dengan senjata yang dilakukan oleh AS maupun negara NATO, hanya akan meningkatkan jumlah korban, lantaran kemunculan tank militer memicu konflik yang semakin meluas, seperti dilansir dari TASS.

"Memasok Ukraina dengan senjata, baik oleh AS atau negara NATO lainnya, hanya akan menyebabkan peningkatan korban di kalangan penduduk sipil, akan menciptakan kesulitan tambahan di bekas Republik Soviet," jelas Antonov.

Baca juga: Rudal Rusia Tewaskan 44 Warga Sipil, Seorang Pejabat Ukraina Malah Mundur, Ini Sebabnya

Meski Ukraina kini telah didukung oleh puluhan senjata dari Barat sementara Rusia berjuang memperkuat pasukan militer pasca kemunduran yang terjadi selama beberapa pekan terakhir hingga membuat intensitas serangan susut sebesar 75 persen.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-330: NATO akan Beri Lebih Banyak Dukungan Senjata Berat

Namun Antonov meyakini bahwa negaranya dapat mengakhiri perang dengan memenangkan konflik yang terjadi di Ukraina, mengingat saat ini Rusia  telah berhasil mencaplok empat wilayah Ukraina, yakni Donetsk, Kherson, Luhansk, dan Zaporizhzhia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini