TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah 124 orang tewas dalam suhu beku di Afghanistan dalam dua minggu terakhir.
Selain itu, sekitar 70.000 ternak juga mati dalam musim dingin terdingin dalam satu dekade.
Kementerian Negara Penanggulangan Bencana yang dipimpin Taliban mengatakan suhu beku ekstrem mengakibatkan tingginya angka kematian.
Banyak lembaga bantuan menangguhkan operasi dalam beberapa pekan terakhir, setelah Taliban melarang perempuan Afghanistan bekerja untuk organisasi non-pemerintah.
Seorang menteri Taliban mengatakan dekrit itu tidak akan diubah, meski ada banyak kematian.
Baca juga: Suhu di Afghanistan Turun hingga Minus 28 Derajat Celcius, Taliban Ungkap 78 Orang Tewas Membeku
Penjabat Menteri Penanggulangan Bencana Taliban, Mullah Mohammad Abbas Akhund mengatakan banyak wilayah di Afghanistan sekarang benar-benar tertutup salju, seperti diberitakan BBC Internasional.
Helikopter militer telah dikirim untuk menyelamatkan penduduk.
Namun, helikopter itu tidak bisa mendarat di daerah yang bergunung-gunung.
Ia mengatakan, perkiraan untuk 10 hari ke depan menunjukkan suhu akan menghangat.
Namun, mereka masih khawatir dengan meningkatnya jumlah kematian orang Afghanistan dan ternak mereka.
“Sebagian besar orang yang kehilangan nyawa karena kedinginan adalah penggembala atau orang yang tinggal di daerah pedesaan. Mereka tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan,” kata Mullah Akhund.
"Kami prihatin dengan mereka yang masih tinggal di kawasan pegunungan. Sebagian besar jalan yang melewati pegunungan ditutup karena salju. Mobil macet di sana dan penumpang tewas dalam suhu yang membekukan."
Musim dingin selalu keras di Afghanistan, namun kali ini adalah cuaca terburuk dalam satu dekade.
Sementara itu, operasi bantuan tahun ini terhambat oleh dekrit pemerintah Taliban pada Desember lalu yang melarang perempuan Afghanistan bekerja di lembaga bantuan.
"Laki-laki sudah bekerja sama dengan kami dalam upaya penyelamatan dan perempuan tidak perlu bekerja sama dengan kami. Laki-laki dari setiap keluarga sudah berpartisipasi dalam upaya penyelamatan, jadi perempuan tidak perlu," katanya, seperti diberitakan Canada Today.
Baca juga: Suhu di Afghanistan Turun hingga Minus 28 Derajat Celcius, Taliban Ungkap 78 Orang Tewas Membeku
Cuaca Beku di Afghanistan
Sebelumnya, Afghanistan mencatat 78 kematian karena cuaca dingin yang terjadi di Afghanistan.
Kematian akibat flu telah tercatat di delapan dari 34 provinsi di negara itu, kata para pejabat.
Musim dingin terdingin dalam 15 tahun, yang telah melihat suhu turun serendah -34 derajat Celcius (-29,2 derajat Fahrenheit), telah melanda Afghanistan di tengah krisis ekonomi yang parah.
Sebelumnya, pemerintah Afghanistan memprediksi cuaca beku akan terjadi selama beberapa hari ke depan.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) mengatakan pekan lalu bahwa pembatasan pekerja perempuan menghambat upaya pengiriman bantuan.
"Mitra kemanusiaan memberikan dukungan musim dingin kepada keluarga, termasuk pemanas, uang tunai untuk bahan bakar, dan pakaian hangat, tetapi distribusi sangat dipengaruhi oleh larangan pekerja bantuan LSM perempuan," katanya, seperti dikutip dari Reuters.
Bahkan di awal musim dingin, petugas kesehatan Taliban telah melaporkan peningkatan tajam jumlah anak kecil yang menderita kasus pneumonia serius dan penyakit pernapasan lainnya.
Sebagian korban meninggal karena kemiskinan yang memburuk yang membuat orang tidak dapat menghangatkan rumah dengan baik.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Afghanistan