News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Murka Alquran Dibakar, Erdogan: Swedia Tak Perlu Andalkan Dukungan Turki Demi Gabung dengan NATO

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rasmus Paludan adalah pemimpin partai Stram Kurs (Garis Keras), yang berencana melakukan pembakaran Al Quran sehingga memicu kerusuhan di Swedia sejak Kamis (14/4/2022) hingga Minggu (17/4/2022).

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan Turki untuk bisa bergabung dengan NATO, setelah tindakan antiTurki dan antiIslam.

Pernyataan ini secara tegas disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin kemarin.

Dikutip dari laman Sputnik News, Selasa (24/1/2023), pemimpin partai politik sayap kanan Denmark Stram Kurs, Rasmus Paludan membakar Al-Qur'an di depan kedutaan Turki di Stockholm pada Sabtu lalu, setelah mendapat izin terkait dari pihak berwenang.

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Turki pun mengutuk tindakan tersebut dan menyebutnya sebagai 'serangan keji' terhadap kitab suci dan 'contoh lain dari tingkat mengkhawatirkan yang telah dicapai Islamofobia dan gerakan rasis serta diskriminatif di Eropa'.

Aksi pembakaran Al-Qur'an ini juga dikutuk oleh Kemlu Arab Saudi, Kuwait, dan Uni Emirat Arab (UEA).

Baca juga: Pembakaran Al Quran di Swedia Tuai Kecaman Banyak Negara, AS Sebut Itu Tindakan Menjijikkan

"Jika anda mengizinkan tindakan seperti itu, maka jangan tersinggung jika anda tidak akan menerima dukungan dari kami terkait upaya anda bergabung dengan NATO. Pemimpin Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan kami," kata Erdogan dalam pidatonya setelah rapat kabinet pada Senin kemarin.

Erdogan menekankan bahwa mereka yang menciptakan bid'ah seperti itu, serta mereka yang membiarkan tindakan ini harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka.

Sebelumnya pada hari itu, Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar juga mengatakan bahwa jika pihak berwenang Swedia tidak mengubah sikap mereka terhadap permintaan Turki, maka Turki dapat memveto keanggotaan Swedia di NATO.

"Jika keadaan berjalan seperti ini, sikap kami akan sangat jelas dan tepat," kata Akar.

Pada 18 Mei 2022, dengan latar belakang peristiwa di Ukraina, Finlandia dan Swedia menyerahkan permohonan untuk bergabung dengan NATO kepada Sekretaris Jenderal aliansi tersebut.

Pada awalnya, Turki memblokir dimulainya pertimbangan pengajuan aplikasi ini, namun pada 29 Juni 2022, Turki, Swedia dan Finlandia menandatangani nota keamanan trilateral yang mempertimbangkan semua kekhawatiran Turki.

Turki telah menarik keberatannya terhadap aksesi kedua negara itu ke NATO.

Saat ini, 28 dari 30 negara anggota NATO telah membuat keputusan positif tentang masuknya negara-negara utara ke NATO, kecuali Turki dan Hongaria.

Baca juga: Sebelum Lakukan Aksi Pembakaran Alquran di Swedia, Rasmus Paludan Pernah Lakukan Hal yang Sama

Pada 15 Januari lalu, Erdogan mengatakan bahwa Swedia dan Finlandia perlu mengekstradisi sekitar 130 teroris ke Turki jika mereka ingin parlemen Turki meratifikasi tawaran NATO mereka.

Pada Sabtu lalu, Kemlu Turki mengatakan bahwa tindakan Paludan jelas merupakan pelanggaran kewajiban nota tripartit, yang ditandatangani Swedia untuk mencegah propaganda organisasi teroris.

Selain itu, Turki secara sepihak membatalkan kunjungan Menteri Pertahanan Swedia Pal Jonson yang akan datang ke Ankara, ibu kotanya, di mana ia seharusnya membahas aplikasi Swedia untuk keanggotaan NATO.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini