TRIBUNNEWS.COM - Militer Ukraina mengakui pasukannya mundur dari kota Soledar di wilayah Donetsk timur, Ukraina, demi keselamatan personelnya.
"Setelah berbulan-bulan pertempuran sengit, termasuk selama beberapa minggu terakhir, Angkatan Bersenjata Ukraina meninggalkan (Soledar) dan mundur di sepanjang pinggiran ke posisi yang telah disiapkan sebelumnya," kata juru bicara militer Ukraina, Serhiy Cherevaty, kepada AFP pada Rabu (25/1/2023).
Cherevaty tidak mengungkapkan kapan pasukan Ukraina ditarik dari Soledar.
Namun, dia mengatakan manuver itu telah direncanakan dengan hati-hati.
"Sementara beberapa (tentara) menguasai pinggiran Soledar, yang lain membangun garis pertahanan, memperkuat titik-titik baru, sementara pada saat yang sama memberikan serangan besar-besaran kepada musuh," ujarnya.
Baca juga: Di Tengah Perang Lawan Rusia, Ukraina Pecat Beberapa Pejabat Terkait Skandal Korupsi
Ukraina hanya mengakui adanya penarikan pasukan dan membantah adanya penangkapan pasukan Ukraina yang dilakukan oleh Rusia.
"Tidak ada penangkapan massal atau pengepungan pasukan Ukraina oleh Rusia," tambahnya, seperti diberitakan The Moscow Times.
Perebutan total wilayah Donetsk timur Ukraina adalah tujuan militer utama Rusia di Ukraina.
Selain Kota Bakhmut dan Soledar yang ada di Provinsi Donetsk, pasukan Rusia juga menyerang Lyman, Avdiivka, dan desa Novopavlivka, menurut juru bicara Ukraina, Oleksandr Shtupun.
Provinsi Kharkiv, Sumy, Chernihiv utara, Luhansk paling timur, Zaporizhzhia tenggara, dan provinsi Kherson selatan juga menjadi target serangan Rusia.
Baca juga: Daftar 10 Pejabat Ukraina yang Dipecat oleh Presiden Zelensky terkait Kasus Korupsi
Pertempuran Soledar
Pertempuran di dalam dan sekitar Kota Soledar telah menjadi salah satu perang terberat, dengan pasukan Rusia.
Merebut kota itu akan memungkinkan untuk memutus rute pasokan Ukraina ke kota terdekat Bakhmut dan menjebak pasukan Ukraina yang tersisa di sana.
Sebelumnya, kelompok tentara bayaran Rusia Wagner mengatakan telah merebut kota itu pada Rabu (11/1/2023).
Kementerian Pertahanan Rusia pasukan Rusia mengendalikan kota tambang garam dengan populasi sebelum perang sekitar 10.000 jiwa pada Jumat (13/1/2023).
Rusia mengatakan, mengambil kendali Soledar adalah langkah penting untuk merebut kota Bakhmut yang lebih besar di dekatnya, seperti diberitakan Arab News.
"Situasi di Soledar hampir kritis -kota itu setengah dikelilingi. Hanya satu jalan yang tersisa untuk memasok pasukan kami," kata Oleh Zhdanov, seorang analis militer yang berbasis di Kyiv pada Jumat (13/1/2023).
Meski Rusia tidak menguasai seluruh bagian Soledar, namun pasukan Ukraina memilih mundur karena situasi tidak memungkinan untuk bertahan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina