Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Seorang pejabat Amerika Serikat mengatakan Israel tampaknya menjadi pihak yang berada di balik serangan pesawat tak berawak (drone) di sebuah pabrik militer di Iran.
Iran mengklaim telah menembak jatuh drone yang menyerang pabrik militer di dekat pusat kota Isfahan pada Sabtu (28/1/2023) malam dan mengatakan tidak ada korban jiwa atau kerusakan serius.
Melansir dari Reuters, seorang juru bicara militer Israel menolak berkomentar mengenai serangan drone tersebut.
Baca juga: Drone Produksi Jepang Bisa Menjelajahi Area 740 Kilometer dan Penerbangan 2 Jam Nonstop
Teheran telah menjadi sasaran dalam serangan pesawat tak berawak yang diduga dilakukan Israel, di tengah perang bayangan dengan Israel saat kesepakatan nuklir Iran dengan negara Barat runtuh.
Sementara juru bicara Pentagon Brigadir Jenderal Patrick Ryder mengatakan tidak ada pasukan militer AS yang terlibat dalam serangan di Iran, tetapi menolak berkomentar lebih lanjut.
Wall Street Journal yang pertama kali melaporkan pejabat AS mengungkapkan peran Israel dalam serangan itu, mengutip beberapa sumber tak dikenal.
Seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut identitasnya, mengatakan kepada Reuters bahwa tampaknya Israel terlibat dalam serangan tersebut.
Beberapa pejabat AS lainnya menolak berkomentar, selain mengatakan bahwa Washington tidak berperan dalam serangan yang menargetkan pabrik militer Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian menyebut serangan itu sebagai tindakan "pengecut" yang bertujuan menciptakan "ketidakamanan" di Iran.
Meski Teheran tidak secara resmi menyalahkan Israel, namun TV pemerintah negara itu menyiarkan komentar dari anggota parlemen, Hossein Mirzaie, yang mengatakan ada "spekulasi kuat" Israel berada di balik serangan tersebut.
Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi Kepada 6 Warga Iran karena Pasok Drone ke Rusia
Serangan itu terjadi di tengah ketegangan antara Iran dan Barat atas aktivitas nuklir Teheran dan pasokan senjatanya, termasuk "drone bunuh diri", untuk Rusia, serta demonstrasi anti-pemerintah yang terjadi selama berbulan-bulan di negara itu.
Kementerian Pertahanan Iran mengatakan ledakan itu hanya menyebabkan kerusakan kecil dan tidak ada korban jiwa.
"Tindakan seperti itu tidak akan memengaruhi tekad para ahli kami untuk maju dalam pekerjaan nuklir damai kami," kata Menlu Iran Amirabdollahian kepada wartawan.
Jika benar Israel berada di balik insiden pada Sabtu malam, maka ini akan menjadi serangan pertama Israel di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sejak dia kembali menjabat pada bulan lalu.
Baca juga: Menkominfo Klaim Punya Cyber Drone, Awasi Ruang Digital 24 Jam Penuh
Sementara di Ukraina, yang menuduh Iran memasok ratusan drone ke Rusia untuk menyerang sasaran sipil di kota-kota Ukraina, seorang penasihat Presiden Volodymyr Zelenskyy mengaitkan insiden itu dengan perang yang terjadi di Kyiv.
"Malam eksplosif di Iran. Apakah memperingatkanmu," cuit penasihat Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak.
Iran telah mengakui pihaknya mengirim drone ke Rusia, namun Teheran menjelaskan drone tersebut dikirim sebelum invasi Moskow ke Ukraina meletus pada tahun lalu.
Moskow membantah pasukannya menggunakan drone Iran di Ukraina, meskipun banyak yang telah ditembak jatuh dan ditemukan di Kyiv.
Kerusakan Kecil Pabrik Militer Iran
"Sekitar pukul 23:30 (20:00 GMT) pada Sabtu malam, serangan yang gagal dilakukan dengan menggunakan Kendaraan Udara Mikro (MAV) di salah satu lokasi bengkel kementerian," kata Kementerian Pertahanan Iran dalam pernyataan yang disiarkan oleh TV pemerintah.
Satu pesawat tak berawak dilaporkan ditembak jatuh "dan dua lainnya terjebak dalam jebakan pertahanan dan meledak. Itu hanya menyebabkan kerusakan kecil pada atap gedung bengkel. Tidak ada korban jiwa," tambah kementerian itu.
Seorang pejabat militer Iran di wilayah tersebut mengatakan, mengingat lokasi serangan di Iran tengah dan ukuran drone, kemungkinan serangan itu dilakukan dari dalam perbatasan Iran.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-313: Kyiv Tembak Jatuh 45 Drone Shahed Buatan Iran
Secara terpisah, kantor berita Iran IRNA melaporkan terjadi kebakaran besar di sebuah pabrik oli motor di zona industri dekat kota barat laut Tabriz pada Minggu (29/1/2023) pagi.
Belakangan diketahui kebocoran minyak menyebabkan kobaran api itu, mengutip keterangan dari seorang pejabat setempat.
Sebelumnya, Iran telah menuduh Israel merencanakan serangan menggunakan agen mata-mata di dalam wilayah Teheran.
Teheran mengatakan telah menangkap tim sabotase yang terdiri dari militan Kurdi yang bekerja untuk Israel yang berencana meledakkan pusat industri pertahanan "sensitif" di Isfahan pada Juli tahun lalu.
Beberapa fasilitas nuklir Iran terletak di provinsi Isfahan, termasuk Natanz, inti dari program pengayaan uranium Iran, yang dituduh Iran disabotase oleh Israel pada 2021.
Sementara itu, ada sejumlah ledakan dan kebakaran di sekitar lokasi fasilitas militer, nuklir, dan industri Iran dalam beberapa tahun terakhir.
Pembicaraan antara Iran, UE, dan AS untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 telah terhenti sejak September.
Di bawah pakta tersebut, yang ditinggalkan oleh Washington pada 2018 saat masih dipimpin Presiden Donald Trump, Teheran setuju untuk membatasi aktivitas nuklir dengan imbalan pelonggaran sanksi.
Selain gejolak dari luar negeri, Iran juga menghadapi aksi protes yang meluas sejak kematian Mahsa Amini pada September tahun lalu.
Mahsa Amini merupakan seorang wanita Kurdi-Iran yang ditahan oleh polisi moral negara itu setelah diduga melanggar aturan berpakaian wanita yang telah menjadi hukum di Republik Islam Iran sejak 1979. Polisi moral Iran mengatakan jilbab Mahsa Amini terlalu longgar.