TRIBUNNEWS.COM - Jumlah korban tewas akibat bom bunuh diri di sebuah masjid di kota Peshawar, Pakistan utara, meningkat menjadi 93 orang.
Seorang pejabat mengatakan lebih banyak mayat ditemukan di bawah puing-puing.
Dikutip dari Anadolu Agency, Wakil Komisaris Peshawar, Shafi Ullah, membenarkan jumlah korban bom bunuh diri meningkat.
Ia membeberkan kepada wartawan bahwa 57 orang terluka masih dirawat di rumah sakit, 10 di antaranya dalam kondisi kritis.
Sebelumnya, juru bicara Rumah Sakit Lady Reading di Peshawar, Muhammad Asim, saat berbicara dengan Anadolu, menyebutkan jumlah korban sebanyak 83 orang.
Hampir 100 orang yang terluka telah dipulangkan dari rumah sakit, tambahnya.
Baca juga: Bom Bunuh Diri di Masjid Pakistan Tewaskan 59 Orang
Bom bunuh diri saat Salat Dzuhur
Seorang tersangka pelaku bom bunuh diri meledakkan dirinya saat salat Dzuhur pada Senin (30/1/2023) di masjid dalam kompleks Mabes Polri di Peshawar.
Beberapa orang terkubur di bawah puing-puing setelah sebagian besar bangunan masjid runtuh, sehingga operasi penyelamatan berlanjut sepanjang malam.
Korban tewas termasuk beberapa perwira polisi senior dan pemimpin ibadah.
Menteri Pertahanan Khawaja Asif mengatakan kepada saluran lokal Geo TV bahwa tersangka pengebom berdiri di barisan depan masjid dan meledakkan dirinya sesaat setelah salat dimulai.
"Begitu imam mulai salat, ada ledakan yang memekakkan telinga, yang melemparkan saya ke udara dan membuang saya," kata Mohammad Mushtaq, seorang petugas polisi yang terluka dalam ledakan itu, kepada wartawan di rumah sakit.
Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) membantah terlibat dalam serangan itu di situs propagandanya.
Taliban Afghanistan kecam serangan bom bunuh diri
Di negara tetangga Afghanistan, pemerintahan Taliban mengutuk pengeboman itu, menyebutnya "bertentangan dengan ajaran Islam".
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Taliban Afghanistan juga menyampaikan simpati kepada keluarga korban yang meninggal dan terluka.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)