TRIBUNNEWS.COM - Presiden Liberia, George Weah mengatakan kepada parlemen bahwa dia akan mencalonkan diri untuk pemilihan kembali tahun ini.
Weah mulai menjabat pada 2018 dalam pergantian kekuasaan damai pertama di negara Afrika Barat itu dalam tujuh dekade.
Secara konstitusional memenuhi syarat untuk mencalonkan diri lagi dalam pemilihan 10 Oktober.
Masa jabatan pertamanya dirusak dengan tuduhan korupsi dan penurunan ekonomi.
“Saya akan segera datang kepada Anda untuk meminta Anda memperbarui masa jabatan saya, mandat yang Anda berikan kepada saya enam tahun lalu,” katanya di parlemen pada Senin (30/1/2023).
Weah berjanji untuk mengejar transformasi, pertumbuhan, dan perdamaian.
Baca juga: Timothy Weah, si Anak Presiden Liberia yang Jadi Man of The Match Piala Dunia di Laga AS vs Wales
Dikutip Al Jazeera, Weah mempertahankan masa jabatan pertamanya, dengan mengatakan bahwa Liberia merupakan negara yang kuat.
"Keadaan bangsa kita stabil… Keadaan bangsa kita damai dan aman. Kami berniat untuk tetap seperti ini," ucapnya.
Weah, mantan pesepakbola internasional yang menjadi terkenal dari daerah kumuh di Monrovia.
Dia meraih kemenangan telak dalam pemilihan umum terakhir pada tahun 2017 di belakang dukungan dari kaum muda dan orang miskin.
Liberia masih belum pulih dari kudeta militer pada 1980 dan perang saudara selama 14 tahun yang berakhir pada 2003.
Baca juga: 29 Orang Tewas Terinjak-injak Saat Menyelamatkan Diri dari Perampokan di Gereja di Liberia
Didirikan sebagai koloni pada tahun 1822 oleh mantan budak AS, Liberia menjadi republik 25 tahun kemudian – yang pertama di Afrika.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)