Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BRASILIA - Dunia harus membentuk kelompok negara yang berfokus pada pencapaian penyelesaian damai antara Rusia dan Ukraina.
Pernyataan ini disampaikan Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva pada Senin kemarin.
Ia menambahkan bahwa 'tidak seperti banyak negara Barat, Brazil tidak akan menawarkan senjata ke Ukraina'.
"Penting untuk membentuk kelompok yang cukup kuat untuk dihormati di meja perundingan, dan duduk di antara kedua belah pihak," kata Presiden yang akrab disapa Lula itu.
Ia berbicara di Brasilia, ibu kota Brazil, setelah bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz.
Baca juga: Kabur dari Rumah Sakit AS, Mantan Presiden Brazil Lawan Pesan Dokter
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (31/1/2023), Lula kemudian menyebutkan G20, klub informal ekonomi terbesar dunia yang mulai bertemu secara rutin setelah dimulainya krisis keuangan 2008.
"Kami ingin mengusulkan (sejenis) G20 untuk mengakhiri konflik Rusia dan Ukraina. Brazil akan berusaha," tegas Lula.
Ia menambahkan bahwa dirinya telah membahas masalah tersebut dengan Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Selain itu, Lula juga mengaku akan berbicara mengenai masalah tersebut dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Presiden China Xi Jinping dan para pemimpin dunia lainnya.
Pada saat yang sama, ia menekankan bahwa negaranya tidak akan mengirimkan senjata ke Ukraina.
"Brazil tidak tertarik untuk memberikan amunisi yang akan digunakan dalam perang antara Ukraina dan Rusia. Brazil adalah negara yang damai, saat ini, kita perlu menemukan mereka yang menginginkan perdamaian, kata yang hingga saat ini jarang digunakan," papar Lula.
Pekan lalu, Jerman bersama dengan AS serta beberapa anggota NATO lainnya, berjanji untuk memberikan senjata berat kepada Ukraina untuk kali pertama.
Kremlin telah menyatakan bahwa pengiriman senjata berat itu hanya akan semakin meningkatkan konflik, dan tank barat akan 'terbakar' di medan perang.