Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Pasukan angkatan laut Prancis dilaporkan menyita ribuan senapan serbu, senapan mesin, dan rudal anti-tank yang dikirim dari Iran ke Yaman.
Melansir dari Al Jazeera, Iran tidak segera mengakui penyitaan itu. Namun, gambar-gambar senjata yang dirilis Komando Pusat militer Amerika Serikat menunjukkan senjata-senjata itu serupa dengan senjata yang disita oleh pasukan Amerika dalam pengiriman lain yang dikaitkan dengan Iran.
AS tidak merinci pasukan mana yang memimpin operasi penyitaan itu, dan mengatakan bahwa pihaknya telah "mendukung penyitaan oleh pasukan angkatan laut mitra", dalam pernyataannya pada Rabu (1/2/2023).
Baca juga: Pabrik Senjata Iran Diserang Drone, Israel Diduga Jadi Dalangnya
Pengumuman penyelundupan senjata itu muncul ketika Iran menghadapi tekanan Barat yang meningkat atas pengiriman drone yang digunakan Rusia untuk menggempur Ukraina, serta tindakan keras selama berbulan-bulan terkait aksi protes kematian Mahsa Amini.
Ketegangan regional juga meningkat setelah dugaan serangan pesawat tak berawak Israel di sebuah pabrik militer di kota Isfahan, Iran tengah.
Penyitaan terjadi pada 15 Januari di Teluk Oman, yang membentang dari Selat Hormuz hingga Laut Arab dan Samudera Hindia.
Komando Pusat AS menggambarkan penyitaan tersebut terjadi “di sepanjang rute yang secara historis digunakan untuk lalu lintas senjata secara tidak sah dari Iran ke Yaman”.
Resolusi PBB melarang pengiriman senjata ke pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman, yang merebut ibu kota negara itu pada 2014 dan telah berperang dengan koalisi pimpinan Arab Saudi yang mendukung pemerintah negara yang diakui secara internasional sejak Maret 2015.
The Wall Street Journal pertama kali melaporkan penyitaan tersebut, mengidentifikasi pasukan yang terlibat dalam penyitaan itu sebagai pasukan khusus elit Prancis.
Baca juga: Pabrik Senjata Iran Diserang Drone, Israel Diduga Jadi Dalangnya
Seorang pejabat daerah yang mengetahui penyitaan tersebut, yang berbicara kepada Associated Press (AP), juga mengidentifikasi operasi tersebut dilakukan oleh pasukan Prancis.
Militer Prancis tidak menanggapi permintaan komentar mengenai penyitaan senjata. Begitu pula Komando Pusat AS tidak segera menanggapi pertanyaan tentang penyitaan tersebut.
Iran telah lama membantah mempersenjatai Houthi, meskipun negara-negara Barat, pakar PBB, dan lainnya telah melacak persenjataan mulai dari night vision scope, senapan, dan rudal dari Teheran.
Pada bulan November, Angkatan Laut AS menemukan 70 ton komponen bahan bakar rudal yang disembunyikan di antara kantong pupuk di atas kapal yang menuju Yaman dari Iran.
Tembakan rudal balistik Houthi telah menargetkan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab di serangan terdahulu.
Baca juga: 1 Orang Tewas dan 2 Terluka dalam Penembakan Massal di Kedutaan Azerbaijan di Iran
Gambar yang diambil pada Rabu oleh Komando Pusat AS, dianalisis oleh AP, menunjukkan berbagai senjata di atas kapal tak dikenal yang tampaknya berlabuh di sebuah pelabuhan.
Senjata-senjata itu tampaknya termasuk senapan Type 56 buatan China, Molot AKS20U buatan Rusia, dan senapan mesin pola PKM. Semua senjata itu telah muncul dalam penyitaan lain yang dikaitkan dengan Iran.
Komando Pusat AS mengatakan penyitaan itu mencakup lebih dari 3.000 senapan dan 578.000 butir amunisi.
Baca juga: Uni Eropa Masukkan IRGC ke Daftar Organisasi Teroris, 37 Warga Iran Kena Sanksi Baru
Gambar yang dirilis juga menunjukkan 23 rudal anti-tank, yang juga muncul dalam pengiriman lain yang terkait dengan Iran.
Perang di Yaman telah memburuk dan melahirkan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Namun, serangan udara yang dipimpin Arab Saudi belum tercatat di Yaman sejak negara itu memulai gencatan senjata pada akhir Maret 2022, menurut Proyek Data Yaman.
Gencatan senjata itu berakhir pada Oktober meskipun ada upaya diplomatik untuk memperbaruinya.
Hal itu menimbulkan kekhawatiran bahwa perang dapat meningkat kembali. Lebih dari 150.000 orang tewas di Yaman selama pertempuran, termasuk setidaknya 14.500 warga sipil.