TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 11.000 orang meninggal dunia dan puluhan ribu orang terluka akibat gempa dengan magnitudo 7,8 di Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) lalu.
Gempa tersebut adalah salah satu yang terparah di wilayah tersebut dalam 100 tahun, CNN.com melaporkan.
Kondisi cuaca yang sangat dingin semakin membahayakan korban selamat dan mempersulit upaya penyelamatan.
Lebih dari 100 gempa susulan melanda wilayah tersebut.
Tim penyelamat sebut waktu hampir habis
Dilansir Independent, tim penyelamat memperingatkan bahwa waktu hampir habis untuk menyelamatkan mereka yang masih hidup di bawah reruntuhan.
Baca juga: Turki dan Suriah Berduka, Ada Ibu Melahirkan dalam Reruntuhan Hingga Gadis 14 Tahun Tertimbun 40 Jam
Sebab, operasi pencarian dan pemulihan berlanjut dalam kondisi yang sangat dingin.
Daerah yang terkena dampak di Suriah mengalami kehancuran dan kehancuran yang meluas, kata Shreen Mahmoud dari badan amal Muslim SKT Welfare yang berbasis di Inggris kepada BBC Radio 5 Live.
"Rumah sakit di Suriah utara kehabisan bahan bakar dan listrik, mereka membutuhkan diesel untuk menjalankan generator, mereka membutuhkan obat penghilang rasa sakit, antibiotik, semua obat,” tambahnya.
Tim penyelamat White Helmets juga memperingatkan bahwa "waktu hampir habis", menambahkan: "Setiap detik bisa berarti menyelamatkan nyawa."
Sejarah Gempa Bumi di Turki, Gempa Tahun 1999 Tewaskan 17.000 Orang
Dilansir thequint.com, berikut beberapa gempa bumi mematikan yang terjadi di Turki dalam beberapa dekade terakhir.
Gempa bumi Izmit, Agustus 1999
Pada tahun 1999, Izmit, sebuah kota di barat laut Turki menjadi saksi gempa paling mematikan yang pernah dialami Turki dalam hampir 80 tahun.