TRIBUNNEWS.COM - Korban meninggal akibat gempa Turki dan Suriah yang terjadi pada Senin, 6 Februari 2023, lalu telah mencapai 15.000 jiwa.
Mengutip dari Aljazeera, 15.000 korban meninggal, terdiri dari 12.291 jiwa yang meninggal di Turki dan 2.992 korban meninggal di Suriah.
Namun penduduk Turki Tenggara dan Barat Laut Suriah menyayangkan atas upaya penyeleamatan korban yang lamban.
Tanggapan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Mengutip dari The New York Times, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi daerah dekat pusat gempa, di Kahramanmaras.
Presiden Erdogan berkunjung ke Kahramanmaras pada Rabu (8/2/2023), kemarin.
Baca juga: Uni Eropa Berpacu dengan Waktu Selamatkan Nyawa Korban Gempa Turki-Suriah
Saat mendatangi pusat gempa, Presiden Erdogan menjelaskan kepada masyarakat bahwa Pemerintah telah banyak membantu.
Ia juga meminta kepada masyarakat untuk bersabar.
Namun, Pemimpin partai oposisi utama Turki, Kemal Kilicdaroglu tidak setuju dengan pernyataan dari Erdogan.
"Jika ada satu orang yang bertanggung jawab untuk ini, itu adalah Erdogan," katanya, dikutop dari BBC.
Tuduhan tersebut, dibantah oleh Presiden Erdogan.
Ia mengatakan persatuan diperlukan setelah terjadinya bencana.
"Dalam periode seperti ini, saya tidak bisa membiarkan orang melakukan kampanye negatif untuk kepentingan politik," katanya kepada wartawan di Hatay.
Sebagai informasi, gempa menguncang Turki dan Suriah dengan kekuatan 7,8 SR pada Senin (6/2/2023), lalu.