"Pemantauan berlanjut hari ini (Sabtu) saat objek melintas ke wilayah udara Kanada," lanjutnya.
Baca juga: Senat AS Marah, Sebut Militer Lamban karena Tunggu 7 Hari untuk Tembak Balon Pengintai China
Pesawat CF-18 dan CP-140 Kanada ikut memantau saat objek memasuki wilayah udara Kanada.
Kemudian, objek tersebut ditembak jatuh oleh rudal AIM 9X yang ditembakkan oleh jet tempur F-22.
Menurut Ryder, misi tersebut dilakukan dalam koordinasi yang erat antara Amerika Serikat dan Kanada.
Presiden AS Joe Biden melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau.
Joe Biden kemudian menginstruksikan awak udara AS untuk bekerja dengan Kanada untuk menurunkan objek di atas Kanada pada Sabtu (11/2/2023) malam.
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, juga berbicara melalui telepon dengan Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand.
"Saat pihak berwenang Kanada melakukan operasi pemulihan untuk membantu negara kami mempelajari lebih lanjut tentang objek tersebut, Biro Investigasi Federal akan bekerja sama dengan Royal Canadian Mounted Police," kata juru bicara Pentagon.
Baca juga: Presiden AS Joe Biden: Balon Mata-mata China Bukan Pelanggaran Keamanan Besar
Objek Tak Dikenali
Objek asing tersebut tidak diketahui secara pasti.
"Benda itu 'berbentuk silinder' dan lebih kecil dari balon yang diduga milik China yang ditembak jatuh akhir pekan lalu," kata Menteri Pertahanan Kanada Anita Anand pada Sabtu (11/2/2023) malam, dikutip dari CNN Internasional.
Benda itu terbang di ketinggian sekitar 40.000 kaki.
Objek itu telah memasuki wilayah udara Kanada secara tidak sah dan menimbulkan ancaman yang masuk akal bagi keselamatan penerbangan sipil.
Benda itu ditembak jatuh kira-kira 100 mil dari perbatasan Kanada-Amerika Serikat di atas wilayah Kanada di Yukon tengah.