TRIBUNNEWS.COM - Peretas Rusia meluncurkan serangan siber ke NATO yang mengakibatkan terganggunya komunikasi dengan pesawat yang memberikan bantuan gempa ke Turki dan Suriah.
Kelompok Killnet - kelompok peretas yang berafiliasi dengan Rusia - mengaku bertanggung jawab di Telegram atas serangan DDos yang berdampak pada situs web NATO, menurut The Telegraph.
The Strategic Airlift Capability (SAC), sebuah organisasi multinasional yang mengandalkan dukungan NATO untuk menyediakan angkutan udara militer dan kemanusiaan, juga terpengaruh.
SAC membantu mengangkut peralatan pencarian dan penyelamatan ke daerah-daerah yang terkena dampak gempa.
Organisasi tersebut dilaporkan kesulitan berkomunikasi dengan pesawat C-17 yang sedang dalam penerbangan karena gangguan jaringan.
“Kami sedang melakukan serangan terhadap NATO,” tulis kelompok peretas tersebut di Telegramnya.
Baca juga: NATO Ragukan Inggris Bisa Gantikan Jerman, Pimpin Pasukan Reaksi Cepat dan Hadapi Rusia
Kelompok Killnet bertujuan mengganggu situs web militer dan pemerintah negara-negara yang mendukung Ukraina.
Serangan DDos berusaha membuat mesin atau sumber daya jaringan tidak tersedia bagi pengguna dengan mengganggu layanan host yang terhubung ke jaringan untuk sementara atau tanpa batas waktu.
Seorang pejabat NATO mengkonfirmasi bahwa mereka telah menjadi korban serangan siber.
Situs web Markas Besar Operasi Khusus NATO dan situs web terkait lainnya mati selama beberapa jam.
Mengonfirmasi serangan peretas, pejabat NATO mengatakan:
“Pakar siber NATO secara aktif menangani insiden yang memengaruhi beberapa situs web NATO."
"NATO menangani insiden siber secara teratur, dan menangani keamanan dunia maya dengan sangat serius.”
Baca juga: Kemenkes Kirim 65 Tenaga Medis dan 2,5 Ton Logistik Kesehatan untuk Korban Gempa Turki-Suriah
Berbicara pada konferensi pers yang diadakan menjelang pertemuan para menteri pertahanan, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menambahkan bahwa NATO telah menerapkan langkah-langkah perlindungan tambahan sejak Minggu.
“Mayoritas situs web NATO berfungsi seperti biasa."
"Beberapa situs web NATO masih mengalami masalah, tetapi tim teknis kami bekerja untuk memulihkan akses penuh,” katanya.
Lebih dari 37.000 orang tewas dalam gempa M 7,8 yang melanda sebagian Turki dan Suriah Senin (6/2/2023) lalu.
Kepala Bantuan PBB, Martin Griffiths menyebut gempa tersebut sebagai peristiwa terburuk dalam 100 tahun di wilayah itu dan memperkirakan bahwa jumlah korban tewas setidaknya akan berlipat ganda.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)