TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah 39 orang meninggal dunia dalam kecelakaan bus di negara Amerika Tengah, Panama, pada Rabu (15/2/2023).
Selain itu, 20 orang lainnya luka-luka dan beberapa telah dibawa ke rumah sakit di Kota David, Provinsi Chiriqui.
Bus tersebut jatuh dari tebing setelah melintasi Celah Darien yang berbahaya antara Kolombia dan Panama, saat menuju pusat penerimaan migran di dekat Kota Gualaca.
Jumlah penumpang dalam bus tersebut adalah 66 orang yang merupakan migran.
Direktur Layanan Imigrasi Nasional Panama, Samira Gozaine, mengatakan bus itu tampaknya kehilangan pintu masuk ke tempat penampungan migran.
Kemudian, bus mencoba untuk berbalik ketika bertabrakan dengan bus lain dan jatuh dari tebing, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Mengenal Crumple Zone pada Mobil, Fitur Keselamatan yang Lindungi Kabin saat Kecelakaan
"Kami berada dalam situasi bencana," kata Dr Katherine Guerra, Kepala IGD di sebuah rumah sakit di kota David.
Ia mengatakan para korban luka-luka dilarikan ke rumah sakit itu dalam keadaan patah tulang dan cedera perut yang parah.
“Ada keluarga, anak-anak, bayi yang baru lahir, wanita lanjut usia,” kata seorang migran Venezuela yang berada di tempat kejadian kepada surat kabar La Estrella de Panama, dikutip dari The Guardian.
Hingga saat ini, nama dan kewarganegaraan korban yang meninggal dunia belum jelas.
Namun Wali Kota Gualaca, Luis Manuel Etribí Miranda, mengatakan dia yakin sebagian besar berasal dari Haiti.
Baca juga: Bus Rombongan SMPN 3 Garut Kecelakaan di Jalan Daendels, 1 Orang Meninggal Dunia, Ini Kronologinya
"Pemerintah menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban tewas dalam kecelakaan ini, dan menegaskan kembali komitmennya untuk terus memberikan bantuan kemanusiaan dan kondisi yang layak untuk menangani migrasi ilegal," kata Presiden Panama Laurentino Cortizo Cohen, di Twitter.
Para migran itu memulai perjalanan yang berbahaya karena krisis ekonomi yang buruk, bencana alam, dan kondisi yang berbahaya di negara asalnya.
Pemerintah Panama biasanya memindahkan para migran yang telah menyeberangi Celah Darien ke sebuah kamp dekat perbatasan Kosta Rika di sisi lain Panama.
Migran membayar tiket bus, dan biasanya ada dua pengemudi serta personel dari Layanan Imigrasi Nasional.
Bus-bus itu kadang-kadang melakukan perjalanan dalam konvoi untuk membantu mencegah penyelundupan manusia.
Baca juga: Mobil Dinas Pemkab Gowa Alami Kecelakaan saat Dikemudikan Pelajar SMA, Satu Penumpang Meninggal
Celah Darien adalah bentangan hutan sepanjang 96 km (60 mil) yang terkenal berbahaya, penuh hewan liar, sungai berbahaya, dan geng kriminal.
Memisahkan Kolombia dan Panama, telah terjadi peningkatan aktivitas migran.
Hampir 250.000 orang melakukan perjalanan pada tahun 2022.
Banyak dari migran yang menyeberang berasal dari Venezuela.
Beberapa dari migran Venezuela telah terbang ke Meksiko sebelum mencoba mencapai perbatasan Amerika Serikat.
Namun, persyaratan visa baru di Meksiko dan negara-negara Amerika Tengah telah memaksa banyak migran untuk melakukan perjalanan melalui Celah Darien.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Kecelakaan Maut