TRIBUNNEWS.COM - Presiden Belarus, Alexander Lukashenko menyebut dirinya adalah sekutu kuat Rusia.
Lukashenko juga mengatakan, Belarus mendukung apa yang disebut Presiden Rusia, Vladimir Putin sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina.
Sejak invasi besar-besaran ke Ukraina setahun lalu, Putin belum pernah duduk bersama wartawan Barat.
Tapi hari ini di Minsk, Lukashenko menjawab pertanyaan dari sekelompok kecil media asing, termasuk BBC.
Ketika Lukashenko ditanya BBC tentang kesiapan Belarus sebagai tempat persiapan invasi Rusia, ia mengatakan sangat siap.
Bahkan, Lukashenko menyebut Belarus siap berperang bersama Rusia jika negaranya diinvasi melalui Ukraina.
Baca juga: Konflik Ukraina Buat Pasokan Viagra ke Rusia Dihentikan
"Ya, aku siap (jadi tempat persiapan invasi)," kata Lukashenko kepada BBC.
"Saya siap memberikan (wilayah) lagi. Saya juga siap berperang, bersama Rusia, dari wilayah Belarusia."
"Tetapi hanya jika seseorang - bahkan satu tentara - memasuki wilayah kita dari sana (Ukraina) dengan senjata untuk membunuh rakyatku," ungkapnya.
Kerjasama militer antara Rusia dan Belarus telah meningkat, dengan latihan bersama dan pembentukan kelompok militer bersama.
Namun sejauh ini pemimpin Belarusia itu menghindari pengiriman pasukannya ke Ukraina untuk berperang bersama pasukan Rusia.
Baca juga: Ukraina Minta Belarus Tanda Tangani Pakta Non Agresi di Tengah Latihan Militer Rusia dan Belarus
Inggris, Uni Eropa, dan Amerika Serikat tidak mengakui Alexander Lukashenko sebagai presiden sah Belarusia.
Pada tahun 2020, warga Belarusia turun ke jalan untuk menuduhnya mencuri pemilihan presiden negara itu. Protes ditekan secara brutal.
Lukashenko menggunakan acara hari Kamis untuk menyalahkan Barat atas perang di Ukraina.