Sementara Lockheed Martin telah memasok militer Taiwan dengan radar, helikopter, dan peralatan kontrol lalu lintas udara.
Di China, Lockheed Martin telah menjual peralatan kontrol lalu lintas udara untuk bandara sipil dan helikopter untuk penggunaan komersial.
Pengumuman sanksi terhadap perusahaan-perusahaan AS terjadi kurang dari seminggu setelah AS memasukkan enam entitas China ke dalam daftar hitam.
Langkah itu merupakan pembalasan atas dugaan balon mata-mata China yang memasuki wilayah udara AS.
Baca juga: Amerika Serikat Blacklist Enam Perusahaan China Terkait Insiden Balon Mata-mata
Biro Industri dan Keamanan AS mengatakan pada hari Jumat, bahwa enam entitas China menjadi sasaran atas hubungan mereka dengan program kedirgantaraan Beijing, yang terlibat dalam pengembangan balon pengawasan, dan atas "dukungan mereka terhadap upaya modernisasi militer China".
Keenam entitas yang masuk daftar hitam adalah Beijing Nanjing Aerospace Technology Co, China Electronics Technology Group Corporation, 48th Research Institute of China Electronics Technology, dan Dongguan Lingkong Remote Sensing Technology Co.
Kemudian, Eagles Men Aviation Science and Technology Group Co, Guangzhou Tian-Hai-Xiang Aviation Technology Co dan Shanxi Eagles Men Aviation Science and Technology Group Co.
Daftar hitam akan mempersulit lima perusahaan dan satu lembaga penelitian untuk mendapatkan ekspor teknologi AS.
Kementerian luar negeri China mengatakan pada hari Kamis, bahwa Washington dan Beijing harus lebih baik mengatasi perbedaan mereka atas insiden balon China.
Insiden balon
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, dia berharap dapat berbicara dengan Presiden China Xi Jinping mengenai balon mata-mata China yang ditembak jatuh oleh jet tempur AS awal bulan ini.
Baca juga: Hindari Penangkapan dan Pelecehan, Pemerintah Amerika Serikat Desak Warganya Segera Tinggalkan Rusia
Biden tidak mengungkapkan kapan dia akan berbicara dengan Xi, tetapi mengatakan Amerika Serikat secara diplomatis terus terlibat dengan China dalam masalah tersebut.
"Saya berharap untuk berbicara dengan Presiden Xi. Saya harap kita akan menyelesaikan masalah ini, tetapi saya tidak meminta maaf karena telah menurunkan balon itu," kata Biden pada Kamis (16/2/2023), yang dikutip dari Reuters.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)