TRIBUNNEWS.COM - Korban jiwa akibat gempa Turki dan Suriah meningkat menjadi 41.987 orang pada Jumat (17/2/2023).
Kurang lebih 36.187 orang tewas di Turki.
Sementara itu, sejumlah 5.800 orang tewas di Suriah.
Tim penyelamat terus mencari korban selamat dan korban meninggal dunia yang tertimbun reruntuhan.
Seorang remaja berhasil diselamatkan di Kahramanmara Turki setelah 248 jam berada di bawah reruntuhan pada Kamis (16/2/2023).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan zona perhatian terbesar adalah Suriah barat laut, di mana kemarahan tumbuh atas lambatnya pengiriman bantuan kemanusiaan, dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Perkiraan Biaya Kerusakan akibat Gempa Turki Capai 25 Miliar Dolar AS
Gempa Baru
Penduduk di barat laut Suriah telah melaporkan getaran baru yang berlangsung sekitar 15 detik pada Kamis (16/2/2023).
Gempa berkekuatan magnitudo 5,1, dilaporkan berpusat di Antakya, Turki selatan.
Gempa ini menyebabkan orang-orang kembali ke jalan karena mereka takut rumah mereka akan runtuh.
Baca juga: Momen Presiden Erdogan Azan dan Beri Nama Bayi yang Baru Dilahirkan oleh Penyintas Gempa Turki
Suriah Kekurangan Bantuan
Sementara itu, banyak orang di kota Samandag di wilayah perbatasan Suriah mendengarkan kerabat dan teman mereka perlahan-lahan mati di bawah reruntuhan.
Mereka hanya bisa menunggu tim penyelamat yang datang terlambat.
Korban selamat juga menderita di tengah musim dingin.
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan kerugian akibat gempa bumi ini melebihi kemampuan Suriah untuk memberikan bantuan.
Bashar al-Assad sangat berterima kasih pada negara lain yang telah membantu Suriah dan mengirimkan bantuan, dikutip dari Al Jazeera.
Meski demikian, bantuan yang diterima oleh Suriah masih berada jauh dari tingkat kebutuhan bantuan.
PBB Serukan Bantuan 1 Miliar Dolar
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meluncurkan permohonan bantuan sebesar $1 miliar untuk membantu para korban di Turki akibat bencana gempa bumi yang terjadi pada Senin (6/2/2023).
PBB mengatakan, dana tersebut akan memberikan bantuan kemanusiaan selama tiga bulan kepada 5,2 juta orang.
Selain itu, juga memungkinkan organisasi bantuan untuk dengan cepat meningkatkan dukungan vital.
Seruan ini hanya dua hari setelah meluncurkan permohonan $400 juta untuk warga Suriah.
Baca juga: PBB Serukan Bantuan 1 Miliar Dolar AS untuk Penanganan Gempa Bumi di Turki
Pengiriman Bantuan
Di Suriah, upaya bantuan terhambat oleh konflik.
Banyak orang di barat laut merasa ditinggalkan karena persediaan hampir selalu dikirim ke bagian lain dari zona bencana yang luas.
Pengiriman bantuan dari Turki terputus sepenuhnya setelah gempa bumi, ketika rute yang digunakan oleh PBB untuk sementara diblokir.
Beberapa hari setelah gempa bumi, Presiden Suriah Bashar al-Assad memberikan persetujuan untuk membuka dua penyeberangan tambahan.
Hingga Kamis (16/2/2023), 119 truk PBB telah melewati perbatasan Bab al-Hawa dan Bab al-Salam antara Turki dan Suriah, dikutip dari Channel News Asia.
Sebuah konvoi 15 truk bantuan dari Qatar telah mencapai kota Afrin yang dikuasai pemberontak Suriah, membawa makanan yang sangat dibutuhkan, obat-obatan penting dan tenda.
Banyak orang yang selamat telah melarikan diri dari zona bencana, namun beberapa memutuskan untuk tetap tinggal, meski dalam kondisi yang mengerikan.
"Kami menghabiskan hari-hari kami dengan roti, sup, dan makanan sebagai bagian dari bantuan yang dikirimkan oleh orang-orang. Kami tidak memiliki kehidupan lagi. Kami takut," kata Mustafa Akan di Adiyaman, korban selamat yang kehilangan rumahnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Gempa di Turki dan Suriah