News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Trending

Dikira Balon Mata-mata, Jepang Periksa Ketat Bola Besi di Pantai, Ternyata Hanya Pelampung Tambatan

Penulis: Isti Prasetya
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khawatir soal isu balon mata-mata, aparat Jepang periksa ketat bola besi yang terdampar di pantai pesisir Kota Hamamatsu, Selasa (21/2/2023).

TRIBUNNEWS.COM - Menyusul isu benda asing yang dijadikan alat untuk mengintai suatu negara membuat Jepang meningkatkan kewaspadaan.

Hal itu terjadi saat sebuah bola besi berukuran besar mendadak terdampar di pantai Enshu, Kota Hamamatsu.

Polisi dan warga pesisir pantai itu dibuat bingung dengan benda berukuran 1,5 meter itu.

Mereka khawatir benda tersebut adalah sejenis bom yang dapat meledak.

Selain itu, isu spionase yang kian memanas belakangan membuat pemerintah Jepang menyelidiki dengan ketat benda asing itu.

Baca juga: China Peringatkan AS Soal Konsekuensi Jika Respons terhadap Balon Mata-mata Meningkat

Dilansir media lokal Jepang, seorang warga mengaku tak paham mengapa bola besi itu tiba-tiba menjadi pusat perhatian bagi aparat.

Padahal, bola itu sudah terlihat sejak sebulan sebelum diperiksa secara ketat oleh pihak berwenang.

"Itu sudah di sana selama sebulan,"

"Saya mencoba mendorongnya, tetapi tidak bisa bergerak," ungkapnya kepada penyiar NHK, dikutip Tribunnews dari The Guardian, Kamis (23/2/2023).

Dalam video yang beredar, polisi menyelidiki benda asing yang dicurigai sebagai alat pengintai itu.

Polisi mulai memeriksa bola, yang berwarna cokelat dengan bercak karat di permukaannya.

Petugas menutup daerah itu dan memanggil ahli bahan peledak yang dilengkapi pakaian pelindung untuk menyelidiki lebih lanjut.

Tetapi, laporan mengatakan pihak berwenang masih belum tahu apa bola itu atau dari mana asalnya.

Dari kejauhan pihak menunggu dengan seksama di mobil patroli mereka.

Baca juga: Pentagon Rilis Selfie Pilot AS yang Terbang di Atas Balon Mata-mata China Sebelum Ditembak Jatuh

Melansir The Guardian, benda tersebut dipastikan bukan ranjau lantaran para ahli telah memeriksa dengan ketat menggunakan sinar-X.

Benda itu juga tidak terbukti menjadi alat pengintai yang dikirim oleh Korea Utara atau China.

Dua pegangan yang terdapat di permukaan bila tersebut menunjukkan bahwa benda itu hanya pelampung tambatan yang terlepas dari lautan.

Kemunculan benda ini juga menjadi perhatian di media sosial.

Video yang diunggah di akun resmi NHK News itu mengundang reaksi lucu dari warganet.

Banyak dari mereka yang memberikan komentar-komentar menggelitik tentang bola misterius itu.

Baca juga: Setelah Balon Mata-mata China, Giliran Objek Misterius Seukuran Mobil Ditembak Jatuh Jet Tempur AS

Bola ini juga menjadi perbincangan warganet Indonesia setelah foto bola itu diunggah di akun base Twitter @comvomfs, Kamis (23/2/2023).

"Udah tau berita ini belum? Ada benda gede terdampar di Jepang, kira-kira apa ya ini?" cuit seorang pengirim di akun tersebut.

Warganet menjawab dengan berbagai objek lucu di kolom komentar.

Namun, ada pula yang memberi informasi terkait benda tersebut.

"Itu namanya buoy nder, pelampung buat di laut. Biasanya buat penanda detektor tsunami," balas @capsaicn.

"Itu namanya mooring buoy, biasa dipakai untuk mengikat alat penelitian di dalam laut,

mengikat kapal ketika di laut dalam or dekat area dangkal yang membuat kapal tidak bisa bersandar pada dermaga.

Nah umumnya mooring buoy lepas karena putus sling bajanya, atau - lepas dari anchor-nya.

Hal yang lumrah terjadi lepasnya mooring buoy adalah pada kapal riset, jika nahkoda salah menjalankan kapal atau kesalahan perhitungan sehingga buoy terlepas dari kapal or alat penelitian.

Dulu sering nih melihat masalah ginian waktu kerja di LIPI Oceano," cuit @theunknownnm4n.

Hingga artikel ini dimuat, twit tersebut telah mendapatkan 16,4 ribu suka yang mencapai 1 juta jangkauan.

(Tribunnews.com/Isti Prasetya)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini