News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Turki

Wabah Kolera di Suriah, 2 Orang Tewas dan 568 Kasus Dilaporkan di Daerah yang Dilanda Gempa

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Wahyu Gilang Putranto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan mengajar anak-anak Suriah di tenda pengungsian pada Selasa (28/2/2023). Selain itu, tim White Helmets sedang berupaya memperbaiki saluran air untuk mencegah penyebaran penyakit kolera akibat gempa Turki dan Suriah yang terjadi pada Senin (6/2/2023). - Setelah gempa bumi dahsyat melanda Suriah pada 6 Februari 2023 kemarin, wilayah tersebut kembali menghadapi situasi menyedihkan lain.

TRIBUNNEWS.COM - Setelah gempa bumi dahsyat melanda Suriah pada 6 Februari 2023 kemarin, wilayah tersebut kembali menghadapi situasi menyedihkan lain.

Di Suriah barat laut, petugas tanggap darurat mengatakan dua orang meninggal karena wabah kolera.

Dilansir Al Jazeera, jumlah total kematian akibat kolera yang tercatat di barat lau sejak wabah mulai dilaporkan pada 2022 telah meningkat menjadi 22 orang.

"Ada 568 kasus non-fatal lainnya yang tercatat," lapor Pertahanan Sipil Suriah atau dikenal dengan White Helmet dalam sebuah cuitan Twitter, Selasa (28/2/2023).

"Hancurnya saluran air dan pembuangan pascagempa meningkatkan kemungkinan merebaknya penyakit ini," tulis White Helmet.

Gempa bumi memperburuk kondisi pengungsian di daerah yang kekurangan akses air bersih.

Baca juga: 22 Orang Suriah Tewas Akibat Kolera yang Mewabah pasca Gempa Turki dan Suriah

Bahkan sebelum gempa, kata aktivis Nour Qourmoosh, daerah tersebut sangat terpengaruh oleh kurangnya sistem pembuangan limbah yang layak.

"63 persen kamp pengungsi tidak memiliki saluran pembuangan yang layak," jelasnya kepada Al Jazeera.

"43 persen tidak memiliki akses ke air bersih," paparnya.

Korban gempa bumi 6 Februari 2023

Saat ini, Qourmoosh menambahkan rumah sakit dan petugas kesehatan berjuang untuk merawat orang yang terluka dalam gempa bumi 6 Februari kemarin.

"Mereka mencoba mengatasi kekurangan dana karena tanggapan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) semakin lambat seiring berjalannya waktu dan tidak memenuhi kebutuhan perawatan medis yang semakin meningkat," jelasnya.

Baca juga: Menlu Mesir Hari Ini Kunjungi Suriah, Pertama Kali Sejak Konflik Meletus di 2011

Bantuan logistik seberat 75 ton dari Pemerintah Indonesia untuk korban gempa Suriah.  (istimewa)

Ribuan penduduk kehilangan tempat tinggal setelah gempa menghancurkan rumah mereka.

Mengutip angka yang dihimpun pejabat lokal, Qourmoosh melaporkan ada 20.000 bangunan hancur atau tidak dapat dihuni.

"Ribuan orang tinggal di tempat penampungan yang disediakan oleh LSM sejak awal bencana," papar Qourmoosh.

"Tempat itu sangat padat," imbuhnya.

"Lingkungan yang mereka tinggali saat ini akan terjangkit penyakit, terutama penyebaran kolera yang terbaru," jelasnya.

Krisis air bersih di seluruh negeri

Lebih jauh, sebuah laporan dari Dewan Keamanan PBB pekan lalu membeberkan wabah kolera yang sedang menghantui para pengungsi diperburuk oleh krisis air bersih di seluruh negeri.

Baca juga: 2 Tentara Suriah Tewas dalam Baku Tembak dengan Militan Jabhat al-Nusra di Latakia

Sementara, musim hujan di Suriah luar biasa kering dan panas.

Pada September kemarin, wabah kolera dikaitkan dengan air yang terkontaminasi di dekat Sungai Efrat.

Sejak itu, kolera menyebar ke berbagai wilayah.

Apa itu kolera?

Dikutip laman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kolera adalah penyakit yang sangat serius.

Penyakit ini menyebabkan diare berair akut yang parah disertai dehidrasi parah.

Dibutuhkan antara 12 jam dan 5 hari bagi seseorang untuk menunjukkan gejala setelah mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi.

Baca juga: Kolera Kembali Mewabah, 7 Orang di Haiti Tewas

Gambar selebaran yang diambil dan dirilis pada 19 Februari 2023 oleh Kantor Berita Arab Suriah (SANA) resmi menunjukkan sebuah bangunan yang rusak setelah serangan rudal Israel di mana 15 orang tewas di Damaskus. (Selebaran / SANA / AFP)

Kolera mempengaruhi anak-anak dan orang dewasa dan dapat membunuh dalam beberapa jam jika tidak diobati.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini