Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BERLIN - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Minggu lalu mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memegang kunci untuk mengakhiri konflik berdarah di Ukraina.
Ia menekankan, Rusia harus menarik pasukannya keluar dari Ukraina agar negosiasi damai dapat berlangsung. Namun, Kremlin telah memperjelas bahwa prasyarat untuk pembicaraan damai ini tidak dapat diterima.
"Putin perlu memahami bahwa ia tidak akan berhasil dengan invasi dan agresi imperialistiknya. Dan bahwa ia harus menarik pasukan, ini adalah dasar untuk pembicaraan. Ukraina siap untuk perdamaian, namun harus ada sesuatu yang dilakukan dan ini harus dilakukan oleh Putin," tegas Scholz.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (7/3/2023), respons Scholz ini bertentangan dengan pesan dari Ukraina, di mana Presiden Volodymyr Zelenskyy telah membuat Undang-undang (UU) untuk membuat pembicaraan dengan pemerintah Rusia saat ini menjadi tidak mungkin.
Scholz mengklaim Kremlin telah meremehkan kemampuan pertahanan Ukraina dan kesediaan negara Barat untuk mendukung Ukraina sebelum meluncurkan kampanye militernya pada Februari 2022.
Baca juga: Ukraina Desak ICC Selidiki Video yang Menunjukkan Tentara Rusia Bunuh Tawanan Perang
Sementara itu, saat berbicara dalam Dialog Raisina, sebuah konferensi terkemuka India tentang geopolitik dan geoekonomi pada Jumat lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan resolusi damai untuk konflik tersebut bergantung pada Ukraina yang membatalkan larangannya sendiri untuk bernegosiasi dengan Rusia.