Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING – Xi Jinping secara resmi ditetapkan sebagai Presiden China untuk ketiga kalinya. Penetapan ini dilakukan setelah Xi memimpin suara terbanyak dalam Kongres Rakyat Nasional (NPC), Jumat (10/3/2023).
Tercatat selama pemilihan umum berlangsung, sebanyak 3.000 anggota parlemen NPC memilih Xi sebagai Presiden China untuk periode 2023 sampai 2028. Tak hanya itu, Xi juga memenangkan suara sebagai Ketua Komisi Militer Pusat China untuk masa jabatan ketiga, seperti yang dikutip dari The Guardian.
Baca juga: Xi Jinping Berencana Kunjungi Moskow Bertemu Vladimir Putin dan Dorong Pembicaraan Damai Perang
Terpilihnya Xi Jinping sebagai Presiden China tiga periode merupakan kali pertama yang dialami oleh pemerintahan China, mengingat sebelumnya otoritas China membatasi masa jabatan presiden hanya sebanyak dua kali.
Namun setelah melewati perdebatan yang cukup panjang, otoritas China akhirnya menghapus pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden.
Kemenangan Xi dalam menduduki kursi pemerintahan tertinggi di China, telah tercium sejak ia dia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis China untuk masa jabatan ketiga pada Oktober 2022.
Kesuksesan Xi dalam menekan perkembangan Covid serta membangkitkan perekonomian China yang sempat mengalami masa kritis akibat pembatasan yang ketat selama pandemi mendorong para anggota parlemen untuk kembali memilih Xi memimpin kursi kekuasaan China.
Mereka percaya pengukuhan ini dapat menghidupkan kembali perekonomian China yang terus mengalami tekanan dari sanksi pembatasan yang diberlakukan Amerika.
Dengan kekuasaannya saat ini, Xi yang berusia 69 tahun mengukuhkan dirinya sebagai penguasa paling berpengaruh di China sejak Mao Zedong, pendiri Republik Rakyat China yang berkuasa nyaris selama tiga dekade.
Nantinya selama menjalankan tugas Xi akan dibantu oleh wakil presiden Han Zheng se dan Zhao Leji yang terpilih menjadi ketua NPC. Sementara kursi Perdana Menteri (PM) baru China akan diisi oleh Li Qiang yang merupakan sekutu dekat Xi dan pernah menjabat sebagai kepala staf kepresidenan China.