Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM - Sedikitnya 7 orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam insiden penembakan massal gereja di Kota Hamburg, Jerman utara.
Dilansir Sky News, media lokal melaporkan sejumlah pria bersenjata yang tidak diketahui jumlahnya menyerbu ke Jehovah's Witnesses, di daerah Alsterdorf Hamburg sekitar pukul 21:00 waktu setempat pada hari Kamis (9/3/2023).
Polisi Jerman mengkonfirmasi di Twitter bahwa operasi polisi besar-besaran sedang berlangsung di daerah tersebut.
Motif kejahatan tersebut juga tengah diselidiki.
Polisi Hamburg secara terpisah mengatakan para detektif sedang memeriksa latar belakang dan akan segera memberikan lebih banyak informasi di media sosial.
Polisi telah memperingatkan warga untuk mengunci pintu dan tetap berada di dalam rumah.
Baca juga: 2 Orang Tewas dan 6 Lainnya Terluka dalam Penembakan Massal di Georgia, AS
Warga juga diimbau untuk tidak menyebarkan informasi palsu.
Layanan darurat, termasuk paramedis dan dokter, berada di lokasi untuk merawat korban yang terluka.
Satu video yang belum dikonfirmasi yang dibagikan ke media sosial menunjukkan sekelompok pria berteriak ketika suara tembakan terdengar.
Foto-foto menunjukkan petugas taktis bersenjata lengkap dan polisi setempat mengelilingi dan kemudian menyerbu sebuah gedung yang terletak di sebelah lokasi konstruksi.
Seorang juru bicara polisi mengatakan ada indikasi awal "pelaku mungkin berada di dalam gedung dan bahkan mungkin di antara korban tewas".
"Petugas sendiri juga mendengar suara tembakan dari lantai atas gedung," kata mereka.
"Mereka naik ke atas dan juga menemukan mayat di sana".
Baca juga: 1 Orang Tewas dan 4 Terluka dalam Penembakan Massal di Mal El Paso Texas
Walikota Hamburg Peter Tschentscher telah menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang terkena dampak penembakan itu.
"Laporan dari Alsterdorft/Groß Borstel mengejutkan," katanya di Twitter.
"Belasungkawa terdalam saya kepada keluarga para korban."
"Layanan darurat bekerja keras untuk melacak para pelaku dan mengklarifikasi latar belakangnya."
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)