TRIBUNNEWS.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menungkapkan masa depan negara itu bergantung pada hasil pertempuran yang berkecamuk di Bakhmut dan kota-kota penting lainnya di timur Ukraina.
"Sangat sulit di timur, sangat menyakitkan," kata Zelensky dalam pidato video Senin (13/3/2023) malam.
"Kita perlu menghancurkan kekuatan militer musuh dan kita akan melakukannya," tegasnya.
Zelensky menyebutkan bahwa Bilohorivka dan Marinka, Avdiivka dan Bakhmut, Vuhledar, dan Kamyanka merupakan medan pertempuran utama di front timur.
“Saya berterima kasih kepada setiap orang yang sekarang dalam pertempuran…. kepada semua orang yang tidak pernah mengecewakan mereka yang berada di samping mereka di garis depan," imbuhnya.
Dikutip Al Jazeera, sementara itu, pihak Rusia menyebut merebut Bakhmut dapat membuka jalan untuk menguasai seluruh wilayah Donetsk, yang merupakan tujuan utama perang Moskow.
Baca juga: Update Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-384 Invasi: ICC Buka 2 Kasus Kejahatan Perang Rusia
Setelah berminggu-minggu pertempuran sengit dan berdarah, militer Ukraina mengatakan mereka belum mundur dari Bakhmut.
Pasukan Ukraina mengaku berniat untuk tetap berperang untuk menimbulkan kerugian besar pada pasukan penyerang Rusia.
Tentara Rusia yang dipimpin oleh tentara bayaran Wagner telah merebut timur Bakhmut.
Tetapi sejauh ini gagal untuk mengepung kota tersebut meskipun membuat pengumuman selama beberapa minggu terakhir bahwa kekalahan Ukraina sudah dekat.
NATO juga memperingatkan pekan lalu bahwa Bakhmut bisa jatuh dalam hitungan hari.
Menurut laporan Rusia, beberapa brigade Ukraina berkumpul di antara kota Sloviansk dan Kostyantynivka untuk tujuan ini.
Baca juga: WNA Asal Ukraina Rodion Alias Rudi Ditetapkan Jadi Tersangka, Diduga Pakai KTP Palsu
Namun, sejauh ini, lumpur yang khas sepanjang tahun ini saat salju musim dingin mencair di Ukraina tidak memungkinkan untuk bergerak cepat di jalan beraspal.
Tentara Ukraina yang dikerahkan di dekat Kreminna, utara Bakhmut, mengatakan pada hari Senin bahwa mereka menangkis serangan Rusia yang intensif.
Pejabat Bakhmut mengatakan Senin bahwa masih ada lebih dari 4.000 orang yang tinggal di kota itu, termasuk 33 anak.
Kantor berita Tass milik negara Rusia melaporkan bahwa otoritas yang dipasang Rusia di wilayah pendudukan Donetsk mengklaim bahwa hampir 4.500 orang tewas akibat penembakan oleh angkatan bersenjata Ukraina sejak 17 Februari 2022.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)