TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin senior partai Imran Khan, Tehreek-e-Insaf (PTI), Fawad Chaudhry mengaku pihaknya mengajukan pembelaan ke Pengadilan Tinggi Lahore Pakistan atas pengepungan di kediaman mantan Perdana Menteri (PM).
Berbicara kepada wartawan di luar Pengadilan, Chaudhry menuntut pengepungan di rumah Khan harus segera berakhir.
Ia mengimbau Pengadilan untuk memanggil kepala kepolisian Lahore dan menginstruksikan agar yang bersangkutan menghentikan operasi tersebut.
Dikutip dari Al Jazeera, ratusan pendukung PTI mengelilingi kediaman Khan dan berupaya menghadapi upaya polisi untuk menyerbu tempat tersebut.
Pendukung Khan terluka dan berlumuran darah
Di media sosial (medsos), beredar luas video yang awalnya dibagikan akun resmi PTI - memperlihatkan beberapa pendukung Khan berlumuran darah dan lainnya berjuang mengatasi gas air mata.
Baca juga: Tanggapan Eks PM Pakistan Imran Khan soal Upaya Penangkapannya di Lahore
Seorang pejabat PTI men-tweet bahwa ada "kebutuhan mendesak" untuk kotak P3K di lingkungan Zaman Park, kawasan tempat tinggal Khan.
Penggunaan gas air mata
Akun pihak juga menunjukkan video tabung gas air mata mendarat di dalam taman rumah Khan.
Tetapi polisi tampaknya tidak menembus gerbang atau tembok.
Banyak pendukung Khan terluka
Fawad Chaudhry, seorang pemimpin senior PTI, mengklaim banyak pendukung Khan yang terluka sejauh ini.
Baca juga: Upaya Penangkapan Eks PM Pakistan Gagal, Imran Khan Dituduh Terlibat Kasus Korupsi hingga Terorisme
Pemimpin oposisi utama Pakistan Imran Khan mengatakan pihak berwenang bertindak di luar hukum dalam upaya mereka untuk menangkapnya.
"Mereka semua harus tunduk pada hukum negara," katanya kepada BBC.