News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Aksi Protes Soal Kebijakan Emmanuel Macron Diwarnai Kekerasan dan Penangkapan

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aktivis Prancis Jean-Baptiste Redde, juga dikenal sebagai Voltuan (Tengah), memegang plakat bertuliskan Macron, Ditanggung harus mundur selama rapat umum pada hari kedua pemogokan nasional dan protes atas usulan reformasi pensiun pemerintah, di Paris pada 31 Januari 2023 - Prancis bersiap menghadapi pemblokiran transportasi besar-besaran, dengan pemogokan massal dan protes akan melanda negara itu untuk kedua kalinya dalam sebulan sebagai keberatan atas rencana peningkatan usia pensiun dari 62 menjadi 64. Pada 19 Januari, sekitar 1,1 juta menyuarakan penentangan mereka terhadap usulan perombakan -- protes terbesar sejak putaran besar terakhir reformasi pensiun pada 2010. (Photo by JULIEN DE ROSA / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan pada Jumat pagi waktu setempat bahwa 457 orang ditangkap di seluruh negeri.

Mayoritas ditangkap di Paris, di mana terjadi 903 aksi pembakaran di jalanan kota itu.

"Bentrokan tersebut menyebabkan 441 petugas polisi terluka," kata Darmanin.

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (24/3/2023), dilaporkan ada puluhan orang yang terluka di antara para pengunjuk rasa, termasuk seorang wanita yang kehilangan ibu jarinya di kota Rouen di Normandia.

Dalam responsnya yang disampaikan pada Kamis malam, Darmanin menegaskan bahwa kerusakan akibat kerusuhan kali ini lebih signifikan jika dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Ia menyebut insiden di Bordeaux, di mana pintu masuk ke balai kota dibakar, dan Lorient, di mana kantor polisi menjadi sasaran amukan pengunjuk rasa.

Darmanin pun menyalahkan kekacauan ini akibat ulah sekitar 1.500 orang yang ia sebut sebagai preman.

"Seringkali ini yang ingin menjatuhkan negara dan membunuh petugas polisi. Orang-orang itu sudah diketahui penegak hukum," tegas Darmanin.

Pendapat berbeda justru disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal Serikat CFDT, Marylise Leon menekankan bahwa 'tanggung jawab atas situasi yang eksplosif ini bukan terletak pada serikat pekerja, namun pada pemerintah'.

Baca juga: Lebih dari 1 Juta Orang di Prancis Protes Reformasi Pensiun Emmanuel Macron

"Kerusuhan itu adalah hasil dari kebohongan yang diungkapkan oleh Presiden dan sikap keras kepalanya yang tidak bisa dipahami," kata Leon.

Sumber

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini