Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, ABU DHABI – Beragam kebiasaan unik mulai dilakukan umat muslim dunia dalam menyambut bulan suci Ramadhan 2023, termasuk para ekspatriat Saudi yang merantau di Dubai, Uni Emirat Arab.
Ekspatriat asal Arab Saudi, Karima AlKaisi mengatakan dia sangat bersemangat merayakan ibadah Ramadan meski harus berjauhan dengan sanak saudaranya yang ada di kampung halaman.
Untuk mengobati rasa rindu dengan sanak saudaranya, biasanya wanita kelahiran Saudi ini akan mengundang para ekspatriat asal negara lainnya untuk bergabung dalam perjamuan iftar atau berbuka puasa.
Baca juga: Hadiri Buka Puasa Bersama Partai NasDem, AHY: Ini Bentuk Menguatkan Spirit Kebersamaan
Perjamuan intim kali ini digelar Karima di vila saudara iparnya yang berlokasi di Nad Al Hamar, Dubai. Dengan mengundang salah satu kolega bisnisnya yang merupakan ekspatriat asal Irak Al-Farhan dan suaminya Ghaith AlAni.
“Bulan Ramadhan adalah waktu yang tepat untuk menjadi lebih spiritual dari sebelumnya. Ini tentang doa, ikatan keluarga, meditasi dan refleksi di mana kita berada sebagai individu dan komunitas.” Ujar Karima.
Kendati dilaksanakan secara sederhana, namun acara berbuka puasa tersebut digelar berbeda dari hari biasanya, dimana Karima menyajikan hidangan iftar dengan memadukan cita rasa masakan Arab Saudi dan Irak.
“Masakan Arab Saudi mirip dengan makanan tradisional Emirat. Perayaan kami juga serupa. Tapi Anda akan terkejut mengetahui bahwa ada hidangan dengan masakan Irak yang kami sajikan untuk Al – Farhan,” kata Karima.
“Biasanya kami akan berbuka dengan segelas kopi karena kami warga Saudi menyukai kopi, sementara orang Irak menyukai teh mereka. Jadi dalam perjamuan ini kita memiliki keduanya di meja makan,” jelas Karima pada reporter Gulfnews.
Moment berbuka tersebut dimaknai Karima sebagai cara untuk memupuk toleransi atas perbedaan kebudayaan.
Dengan cara ini ia menilai para ekspatriat yang ada di Dubai tak hanya dapat mempererat tali silaturahmi, namun juga menyebarkan pesan cinta dan perdamaian di perantauan.
“Ramadan bagi saya adalah tentang ikatan keluarga,” jelas Karima.
Pernyataan serupa juga dilontarkan Hadeel Alani anak Al-Farhan yang berusia 18 tahun, ia menjelaskan perjamuan iftar selama Ramadhan telah menumbuhkan nilai-nilai kekeluargaan antara para ekspatriat.
“Ramadhan mengajarkan anak muda untuk saling berbagi, mencintai dan menghormati, masyarakat seluruh dunia terpecah karena kurangnya rasa hormat. Tapi, kami di Uni Emirat Arab, menunjukkan bagaimana kita semua hidup dengan harmonis dalam keanekaragaman," tambah Hadeel.