Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL – Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengancam akan melayangkan sanksi baru kepada Belarus, apabila terus melanjutkan perjanjian nuklir dengan presiden Rusia Vladimir Putin.
“Belarus menjadi tuan rumah senjata nuklir Rusia, namun pilihan tersebut masih bisa dihentikan, itu pilihan mereka. UE siap menanggapi dengan sanksi lebih lanjut lewat sanksi di sektor ekonomi ” Ujar Borrel lewat cuitan di akun Twitternya.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Umumkan Kesepakatan untuk Menempatkan Senjata Nuklir di Belarus
Peringatan tersebut dilayangkan setelah Rusia mengadakan pertemuan tertutup dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko, untuk merealisasikan rencana pengiriman senjata nuklir taktis ke wilayah perbatasan Belarus pada akhir pekan mendatang.
Melansir dari Euro News, paket senjata nuklir dikirimkan sebagai dari pembangunan fasilitas penyimpanan khusus untuk menampung senjata nuklir taktis Rusia beserta 10 pesawat bersenjata nuklir, sehingga Rusia dapat lebih mudah menyerang titik - titik penting Ukraina di medan perang.
Meski Belarus masih belum memutuskan untuk menyetujui kesepakatan tersebut, namun Putin mengklaim pihaknya akan terus mengirimkan pasokan nuklir Belarus sama seperti apa yang telah dilakukan oleh Amerika Serikat (AS).
"Amerika Serikat sudah melakukan hal seperti ini selama beberapa dekade. Mereka telah sejak lama menempatkan senjata nuklir taktis mereka ke wilayah sekutu-sekutu mereka," ujar Putin.
Sementara itu Borrell menilai keterbukaan Belarus terhadap Rusia dapat menjadi ancaman berbahaya bagi keamanan Eropa. Bahkan dapat memperburuk konflik keamanan wilayah Eropa selama setahun terakhir.
Terlebih apabila senjata-senjata tersebut digunakan, maka berkemungkinan besar dapat menghasilkan dampak yang jauh lebih dahsyat dari tragedi di Hiroshima dan Nagasaki.
Baca juga: Pemerintah Indonesia Diminta Protes ke Jepang Buntut Rencana Buang Limbah Nuklir ke Laut
“Retorika nuklir Rusia berbahaya dan tak bertanggung jawab. NATO waspada dan kami memantau ketat situasi," ujar juru bicara NATO, Oana Lungescu.
Putin tak mengungkap berapa banyak cadangan nuklir yang disimpan negaranya, namun pemerintah AS yakin Rusia saat ini memiliki sekitar 2.000 senjata nuklir taktis, termasuk bom yang dapat dibawa oleh pesawat taktis, hulu ledak rudal jarak pendek, dan peluru artileri.